Huanglongbing (HLB) merupakan penyakit jeruk yang paling merusak di seluruh dunia. Penyakit yang di Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama CVPD (citrus vein phloem degeneration) ini merusak bukan karena mematikan tanaman dengan cepat, melainkan karena menyebar dengan cepat dengan perantaraan vektor dan dengan perantaraan bibit. Tanaman sakit tidak langsung mati, melainkan mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun sebelum akhirnya tanaman mati. Penggantian tanaman mati dengan tanaman baru tidak bisa membantu karena tanaman pengganti akan segera terinfeksi.
Nama Penyakit
Nama penyakit yang digunakan secara resmi saat ini adalah huanglongbing (HLB). Nama lain yang merujuk kepada penyakit yang sama adalah blotchy mottle disease of citrus, greening; leaf mottling of citrus, yellow branch disease, dan yellow shoot. Di Indonesia penyakit ini sebelumnya dikenal dengan nama citrus vein phloem degeneration (CPVD).
Nama dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Candidatus Liberibacter spp., yang terdiri atas Candidatus Liberibacter asiaticus Jagoueix et al., 1994 (Asian form, terdapat di Asia dan Amerika), Candidatus Liberibacter africanus Jagoueix et al., 1994 (African form, terdapat hanya di Afrika), dan Candidatus Liberibacter americanus Texeira et al., 2005 (American form, terdapat hanya di Amerika). Klasifikasi ketiga jenis bakteri ini adalah domain: Bacteria, divisi: Proteobacteria, kelas: Alphaproteobacteria, ordo: Rhizobiales, famili: Phyllobacteriaceae, dan genus Candidatus Liberibacter. Sebelumnya genus Candidatus liberibacter ini disebut Candidatus Liberobacter, tetapi kesalahan ini telah diperbaiki ‘oleh Garnier et al. (2000).
Gejala Penyakit
Gejala huanglongbing diawali dengan pucuk menguning yang kemudian meluas menjadi ranting dan cabang. Gejala awal ini dikenal sebagai menguning secara sektoral (sectoral yellowing). Daun mula-mula berbercak menguning bergradasi warna berukuran tidak beraturan yang tidak simatris antara sebelah kanan dan kiri tulang utama daun, dikenal sebagai blotchy mottle. Pola blotchy mottle tersebut beragam, bergantung pada jenis dan/atau kultivar inang dan umur daun. Selanjutnya tulang-tulang daun menebal dan menjadi kaku (swollen or corky leaf veins) sehingga permukaan daun menggelombang, bahkan mengerupuk. Daun dapat terhambat perkembangannya sehingga ukurannya lebih kecil, berjejal, dan dalam posisi lebih tegak daripada daun normal. Selanjutnya, permukaan daun menguning dan kemudian mengering mulai dari bagian tepi sehingga pada akhirnya daun gugur. Pada gejala lanjut, seluruh tajuk tampak mengalami defoliasi berat (severe defoliation) dan mati ujung (dieback). Buah pada pohon terinfeksi berukuran kecil, cenderung berbentuk memanjang dan berbentuk tidak simetris (lopsided), menguning dari arah pangkal buah (inversion), dan mudah gugur. Bila buah dilepaskan dari tangkainya, tempat lepasnya tangkai buah pada pangkal buah berwarna oranye, bukan hijau sebagaimana pada buah sehat. Bila buah dibelah searah dengan sumbu melalui tempat lepasnya tangkai buah, tampak kulit buah pada bagian pangkal menebal dan jaringan pembuluh angkut pada kulit di bagian pangkal buah berwarna cokelat dan biji gagal berkembang berwarna cokelat atau cokelat gelap.
Gejala Serupa
Gejala blotchy mottle yang asimetris di antara tulang daun merupakan gejala khas HLB, tetapi seiring dengan perkembangan gejala menjadi menutupi seluruh permukaan daun, gejala yang terjadi mirip dengan gejala defisiensi Zn, Ca, dan N. Gejala blotchy mottle juga dapat disebabkan oleh stubborn disease (Spiroplasma citri), citrus tristeza virus (CTV), spesies Phytophthora, genangan, atau penggunaan marcot, tetapi gejala blotchy mottle yang disebabkan oleh HLB tidak pernah diikuti dengan gejala layu sebagaimana dapat disebabkan oleh gejala penyakit atau gangguan tersebut di atas.
Deskripsi Patogen
Bakteri Candidatus Liberibacter spp. berada terbatas pada pembuluh angkut floem dan mempunyai membran sel ganda. Pemeriksaan irisan tipis dengan mikroskop elektron menunjukkan adanya batang-batang dengan diameter beragam 0,14-0,25 µm. Batang berdiamater lebih besar berubah bentuk menjadi bundar dalam sel yang rusak. Partikel serupa juga ditemukan dalam hemolimfa dan kelenjar saliva serangga vektor. Facksheet mengenai penyakit ini dapat diperoleh dari Plant Health Australia.
Kisaran Inang
Semua spesies dan kultivar jeruk merupakan inang HLB, tetapi dengan kerentanan yang berbeda-beda. Kerabat dekat dan kerabat jauh jeruk yang juga merupakan inang adalah Murraya paniculata bagi Candidatus Liberinacter asiaticus dan Candidatus Liberinacter americanus, Murraya (Bergera) koenigii bagi Candidatus Liberinacter asiaticus, dan Vepris undulata (Toddalia lanceolata) bagi Candidatus Liberinacter asiaticus.
Ekologi dan Daur Penyakit
Di Afrika, HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter africanus yang ditularkan oleh vektor kutu loncat jeruk afrika Trioza erytreae berkembang di dataran tinggi (600-1000 m dpl), sedangkan di Asia dan Amerika, HLB yang disebabkan oleh Candidatus Leberibacter asiaticus berkembang di dataran rendah. Pengujian pada tapak dara (Catharanthus roseus) menunjukkan bahwa inokulasi pada suhu 25-30oC dengan Candidatus Liberibacter africanus tidak menimbulkan gejala, tetapi inokulasi dengan Candidatus Liberibacter asiaticus menimbulkan gejala. Tidak tersedia data untuk Candidatus Liberibacter americanus, tetapi keberadaannya bersama-sama dengan Candidatus Liberibacter asiaticus di Amerika Selatan menunjukkan bahwa keduanya mempunyai kesesuaian iklim yang sama.
Diagnosis
Diagnosis penyakit HLB dilaksanakan dengan melakukan pengamatan gejala di lapangan lalu menggunakan hasil pengamatan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Diseases. Prosedur diagnosis penyakit HLB secara lebih akurat dengan menggunakan uji molekuler dapat diperoleh dari EPPO, full text atau PDF, sedangkan ulasan mengenai prosedur identifikasi dapat diperoleh dari Canadian Journal of Microbiology. Plant Health Australia menyediakan protokol diagnosis penyakit ini.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
HLB menyebar dalam jarak dekat dengan perantaraan vektor, Diaphorina citri, dan dalam jarak jauh dengan perantaraan material tanaman dalam bentuk bibit batang bawah, mata tempel, dan bibit okulasi. Penyebaran dengan perantaraan material tanaman dapat terjadi mengingat tanaman terinfeksi tidak selalu disertai dengan timbulnya gejala sehingga tanaman yang tampak sehat bukan tidak mungkin merupakan pembawa penyakit. Penyebaran melalui materi tanaman juga mudah terjadi mengingat pengawasan terhadap pohon induk dan terhadap proses pembibitan tidak diawasi secara ketat.
Distribusi geografis global penyakit HLB menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan pada peta di bawah ini.
Distribusi geografis penyakit HLB di Indonesia dan khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur disajikan pada peta di bawah ini.
Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian penyakit HLB difokuskan terutama pada pengendalian secara tidak langsung terhadap vektor penyakit tersebut, yaitu Diaphorina citri (baca tulisan mengenai hama tersebut) dan Trioza erytreae (baca tulisan mengenai hama tersebut). Pengendalian penyakit HLB secara langsung dilakukan terutama dengan menggunakan tindakan pencegahan masuk, tindakan pemusnakan tanaman sakit, dan pengendalian secara budidaya.
Tindakan pencegahan masuk dilakukan dengan prosedur karantina terhadap bibit batang bawah, mata tempel, dan bibit okulasi semua jenis jeruk yang dimasukkan dari suatu wilayah yang sudah diketahui terdapat penyakit HLB ke wilayah yang belum terdapat penyakit HLB. Pemusnahan tanaman sakit perlu dilakukan bila pada suatu hamparan pertanaman jeruk yang luas baru ditemukan beberapa pohon terinfeksi. Namun bila sebagian besar pohon telah menunjukkan gejala penyakit maka tindakan pemusnahan tanaman sakit menjadi kurang bermanfaat, kecuali bila akan diiringi dengan tindakan pengendalian secara budidaya secara serentak. Pengendalian secara budidaya dilakukan antara lain dengan menanam jeruk dalam jarak tanam lebih dekat setelah tanaman sakit dimusnahkan dan melakukan penanaman susulan di sela-sela tanaman, begitu tanaman yang ada menunjukkan gejala. Pengndalian secara budidaya dengan menggunakan pola pertanaman tumpangsari dengan jambu biji dilaporkan dapat mengendalikan HLB, tetapi efikasi pengendalian tersebut tidak konsisten dari satu lokasi ke lokasi lain.
Rencana kontingensi penanganan penyakit jeruk yang sangat merusak ini dan serangga vektornya dapat diperoleh dari Plant Health Australia.
Catatan Penting
HLB merupakan penyakit yang sangat merugikan karena dapat menyebabkan kehilangan hasil dalam kisaran 30-100%. Oleh karena itu, penyakit ini harus senantiasa diwaspadai dengan melakukan pengawasan secara ketat terhadap pembibitan dan pemantauan secara berkala terhadap tanaman di lapangan dengan melibatkan petani untuk melakukan deteksi cepat. Dengan alasan tersebut maka keberadaan penyakit HLB seharusnya tidak ditutup-tutupi, melainkan diinformasikan kepada semua pihak yang terkait agar semua pihak dapat bersama-sama melakukan pengawasan dan pemantauan.
Selamat Datang
Blog ketahanan hayati jeruk ini mengajak Anda untuk berbagi informasi mengenai tanaman serta hama dan penyakit jeruk. Kami sangat mengharapkan bantuan Anda untuk berkenan berpartisipasi dengan cara menyampaikan informasi mengenai tanaman serta hama penyakit jeruk dari manapun Anda berada. Informasi dapat disampaikan dengan cara menyampaikan komentar di bagian bawah tulisan atau melalui media sosial Fb yang dikaitkan dengan blog ini. Mohon berkenan menjalin pertemanan dengan halaman Fb Ketahanan Hayati Undana dan mengikuti melalui Google+ dengan menambahkan blog ini ke lingkaran Anda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteInformasi yang berguna bagi saya dalam menambah wawasan saya.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan mengapa Penyakit yang di Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama CVPD (citrus vein phloem degeneration) berubah menjadi Huanglongbing (HLB)? Apa yang menyebabkan sehingga terjadi perubahan?
Postingan ini menambah wawasan saya
ReplyDeleteSaya ingin bertanya , Mengapa Pengujian PADA tapak dara ( Catharanthus roseus ) menunjukkan bahwa inokulasi PADA Suhu 25-30oC DENGAN Candidatus Liberibacter africanus TIDAK menimbulkan gejala, tetapi inokulasi DENGAN Candidatus Liberibacter asiaticus menimbulkan gejala ?
Tulisan ini bermanfaat bagi saya, yang mana saya dapat mengetahui tentang Penyakit huanglongbing (HLB) yang menyerang tanaman tetapi tanaman sakit tidak langsung mati, melainkan mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun sebelum akhirnya tanaman mati. Penggantian tanaman mati dengan tanaman baru tidak akan membantu karena tanaman pengganti akan segera melakukan terinfeksi.
ReplyDeletePertanyaan saya. Apakah yang harus di lakukan bila sudah terlanjur terinfeksi penyakit tersebut? Selain dari karentina pembibitan. Tetapi yang sudah terkena serangan dan tidak bisa di tanam dengan tanaman baru?
Mengapa Penyakit yang di Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama CVPD (citrus vein phloem degeneration) berubah menjadi Huanglongbing (HLB)? Mohon penjelasannya !
ReplyDeleteinformasi ini sangat bermanfaat bagi saya dalam hal mengetahui jenis penyakit yang menyerang jeruk. Yang ingin saya tanyakan jenis jeruk apasaja yang rentan terserang penyakit ini?
ReplyDeleteapakah pola pengendalian dengan tanaman tumpangsari efektif untuk mengendalikan penyakit HLB dan apakah masih ada cara mengendalikan penyakit ini dengan pola tanam lainnya selain tumpangsari?
ReplyDeleteinformasi ini sangat membantu saya dalam menjaga jeruk-jeruk yang ada di sekitar tempat tinggal saya dan juga di Indonesia.
ReplyDelete.vektor apa saja yang berperan dalam penyebaran penyakit ini?
Tanaman sakit tidak langsung mati, melainkan mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun sebelum akhirnya tanaman mati. Penggantian tanaman mati dengan tanaman baru tidak bisa membantu karena tanaman pengganti akan segera terinfeksi.
ReplyDeleteyang ingin saya tanyakan : apa yang harus dilakukan agar tanaman baru tidak terinfeksi penyakit yang ada?
Perlu diketahui bersama, virus CVPD ini telah menyebar sampai ke daerah Soe dan menyebabkan peurunan hasil produksi jeruk keprok Soe.
ReplyDeletememang akhir-akhir ini para peneliti pertanian telah mengupayakan untuk mengurangi virus ini namun sulit karena penyebarannya sudah sangat banyak di Soe.
infomasi ini sangat bermanfaat bagi saya. dalam informasi ini mengatakan "Gejala awal ini dikenal sebagai menguning secara sektoral (sectoral yellowing). Daun mula-mula berbercak menguning bergradasi warna berukuran tidak beraturan yang tidak simatris antara sebelah kanan dan kiri tulang utama daun, dikenal sebagai blotchy mottle" yang ingin saya tanyakan bagaimana bisa bakteri penyebab penyakit ini menimbulkan gejala berupa bercak menguning pada daun tanaman?
ReplyDeleteInformasi yang sangat bermanfaat. Yang ingin saya tanyakan, apakh penyakit ini menyerang semua jenis jeruk atau hanya jeruk-jeruk tertentu saja ?
ReplyDeleteartikel yang sangan bermanfaat bagi saya.
ReplyDeletepertanyaan saya adalah, pada catatan penting diinfokan keberadaan penyakit HLB seharusnya tidak ditutup-tutupi. apakah memang kasus ini sering ditutup-tutupi oleh petani? mengapa?
mohon penjelasannya pak
Informasi ini sangat bermanfaat bagi saya. Yang ingin saya tanyakan apakah dengan pengendalian penyakit ini pada tanaman jeruk tersebut akan hilang atau tanaman jeruk tersebut akan terserang penyakit lagi ?
ReplyDeleteinformasi ini sangat penting bagi saya. bagiamana cara HLB menyebar dalam jarak dekat dengan perantaraan vektor?
ReplyDeleteKultivar jeruk manakah yang paling rentan menjadi inang HLB?
ReplyDeleteBagaimanakah jika manusia atau hewan mengonsumsi tanaman yang terkena penyakit HLB ini apakah akan berpengaruh pada tubuh?
ReplyDeleteHLB. Kerugian hingga mencapai angka 100%, tentu ini sangat menghadirkan. Perkembangannya tidak boleh dibiarkan. Namun, langka apa yang harus di ambil guna menangani perkembangannya? Hal yang praktis sesuai dengan kondisi dan situasi di sekitar lahan budidaya.
ReplyDeleteTrimaksh.
Terimakasih untuk materi yang diberikan. Pada penjelasan tentang gejala penyakit, sepertinya gejalah ini adalah gejala yang sama pada tanaman jeruk keprok. Apakah jenis penyakit ini juga menjadi faktor penyebab jeruk keprok so'e mengalami kemunduran ? Lalu pada dijelaskan juga bahwa rekomendasi pengendalian secara budidaya dilakukan dengan cara menanam jeruk lebih berdekatan. Apakah cara ini cukup efisien ? Menurut saya, jika ditanam lebih dekat penyakit HLB akan mudah menyebar ke jeruk-jeruk yang lain. Terimakasih..
ReplyDeleteseperti yang diuraikan di dalam materi yang mengatakan bahwa penyakit HLB merupakan penyakit jeruk yang paling merusak di seluruh dunia. pertanyaan saya, mengapa penyakit ini dikatakan palin merusak di seluruh dunia? dan dikatakan juga bahwa penyakit ini difokuskan terutama pada pengendalian secara tidak langsung, apakah dengan cara pengendalian secara tidak langsung yang lebih efisien untuk melakukan pengendalian terhadap penyakit ini? jika ya, tolong jelaskan mengapa dan bagaimana cara pengendaliannya?
ReplyDeletePenyakit Huanglongbing merupakan penyakit yang sangat membahayakan bagi tanaman jeruk, ditambah dengan vektor penyakit ini yang dapat berkembang biak dengan mudah, penyakit ini menjadi ancaman bagi pertanian NTT. Pertanyaan saya pengendalian apa yang paling tepat kita gunakan apabila sudah terjadi blooming atau ledakan penyakit ini? Terima Kasih
ReplyDeleteInformasi mengenai penyakit ini sangat bermanfaat bagi saya untuk bisa memberikan informasi ini kepada orang lain.penyakit ini sangat merusak pada tanaman jeruk.yang mau saya tanyakan adalah jika tanaman jeruk sudah terkena penyakit huanglongbing ini bisa menular kepada jenis tanaman lain yang ada disekitarnya??
ReplyDelete