Selamat Datang

Blog ketahanan hayati jeruk ini mengajak Anda untuk berbagi informasi mengenai tanaman serta hama dan penyakit jeruk. Kami sangat mengharapkan bantuan Anda untuk berkenan berpartisipasi dengan cara menyampaikan informasi mengenai tanaman serta hama penyakit jeruk dari manapun Anda berada. Informasi dapat disampaikan dengan cara menyampaikan komentar di bagian bawah tulisan atau melalui media sosial Fb yang dikaitkan dengan blog ini. Mohon berkenan menjalin pertemanan dengan halaman Fb Ketahanan Hayati Undana dan mengikuti melalui Google+ dengan menambahkan blog ini ke lingkaran Anda.

Monday, July 18, 2016

Jenis-jenis Jeruk Papeda dan Jeruk Asli Australia dan Papua

Nama papeda identitik dengan makanan yang dibuat dengan bahan dasar sagu. Namun jeruk papeda merupakan jeruk yang terdiri atas beberapa jenis yang dikelompokkan menjadi satu karena karakter daging buahnya yang unik sehingga menyebabkannya tidak dapat dikonsumsi. Jenis-jenis jeruk asli Australia dan Papua semula dikelompokkan ke dalam sejumlah genus, tetapi oleh Mabberley semuanya dimasukkan ke dalam genus Citrus. Jenis-jenis jeruk papeda dan jeruk asli Australia dan Papua merupakan bagian penting dari keanekaragaman hayati jeruk sehingga perlu diketahui keberadaannya.

Sunday, July 17, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Trifoliat

Jeruk pada umumnya berhelai daun tunggal. Semua jenis jeruk yang telah diuraikan sebelumnya merupakan jenis-jenis berdaun tunggal. Namun jeruk tidak semuanya berdaun tunggal, sepanjang yang dimaksud adalah jenis-jenis tumbuhan dalam genus Citrus. Di antara berbagai jenis yang umumnya berhelai daun tunggal, terdapat jenis jeruk berhelai daun tiga yang dalam bahasa botani lazim disebut trifoliat. Jenis jeruk ini mungkin tidak populer di Indonesia karena kisaran tumbuhnya di kawasan beriklim sedang dan dingin, tetapi bukan tidak mungkin telah ditanam sebagai tanaman koleksi oleh kalangan tertentu di dataran tinggi. Jenis jeruk ini memang bukan jenis penghasil buah komersial, tetapi penting untuk tujuan lain, antara lain sebagai batang bawah untuk mengembangkan jeruk ke dataran lebih tinggi.

Saturday, July 16, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Kumkuat

Jeruk kumkuat merupakan jenis jeruk dengan ciri-ciri yang mirip dengan jenis jeruk lainnya, tetapi dengan ukuran buah yang jauh lebih kecil. Jenis jeruk ini bukan tidak mungkin sudah ada di Indonesia, setidak-tidaknya sebagai jenis introduksi. Buah jeruk kumkuat dapat ditemukan di pasar-pasar swalayan. Karena penampilan buahnya yang mirip dengan buah jenis jeruk lainnya, buah jenis jeruk ini mudah dikelirukan dengan buah jenis jeruk lain. Karena karakteristiknya yang mirip dengan karakteristik jeruk dan dalam sejarahnya telah sejak awal diklasifikasikan ke dalam genus Citrus maka jenis jeruk yang oleh Swingle dipisahkan ke dalam genus Fortunella ini oleh Mabberley kini dikembalikan ke dalam genus Citrus.

Thursday, July 14, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Gedang

Jeruk ini mirip dengan jeruk bali, sehingga mudah dikelirukan sebagai jeruk bali berbuah kecil karena ukuran buahnya yang memang lebih kecil daripada ukuran buah jeruk bali. Daging buah jeruk gedang juga mirip dengan daging buah jeruk bali. Bukan tidak mungkin, jenis jeruk ini juga terdapat di Indonesia. Bagaimanapun, untuk mengembangkan jeruk di Indonesia, jenis jeruk ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian mengingat cita rasa daging buahnya yang tidak jauh berbeda sehingga sangat mungkin disukai di dalam negeri dan bersamaan dengan itu terdapat pangsa pasar yang besar di luar negeri.

Jenis Jeruk: Jeruk Sitrun

Jeruk sitrun juga merupakan jenis jeruk yang belum begitu dikenal luas di Indonesia. Padahal, permintaan jeruk siturn di pasar global sangat tinggi dan jeruk sitrun dapat dibudidfayakan pada berbagai kondisi lingkungan, termasuk lingkungan kering. Selama ini pengembangan jeruk di Indonesia difokuskan pada jenis-jenis jeruk yang buahnya dapat dikonsumsi segar, seperti jeruk cina, jeruk manis, dan jeruk bali, sehingga pengembangan jenis-jenis jeruk lainnya terabaikan. Jenis jeruk sitrun dibudidayakan terbatas sebagai tanaman batang bawah, sebagaimana misalnya rough lemon (RL) di Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU, Provinsi NTT. Selain pengembangan jenis-jenis jeruk untuk konsumsi buah segar, pengembangan jenis-jenis jeruk lainnya seharusnya juga dilakukan.

Tuesday, July 12, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Masam

Nama jeruk masam mungkin merupakan nama jeruk yang jarang didengar. Buah jeruk memang sebagian besar berasa masam, terutama ketika masih muda, Namun nama jeruk masam digunakan di sini bukan untuk merujuk kepada rasa buah jeruk, melainkan kepada jenis jeruk tertentu yang dalam bahasa Inggris disebut sour orange, yang mencakup kultivar yang rasa buahnya bahkan sangat manis (sugar oranges). Jenis jeruk sebenarnya berkerabat dekat dengan jeruk manis, yang tidak semuanya juga berasa benar-benar manis. Namun mungkin karena masyarakat lebih menyukai jeruk yang rasa buahnya manis daripada yang masam maka jenis jeruk ini kurang dikenal di Indonesia. Meskipun demikian, jenis jeruk ini perlu dikenali mengingat merupakan jenis jeruk yang mempunyai pangsa pasar yang besar di tingkat internasional.

Sunday, July 10, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Manis

Jeruk manis mungkin merupakan jenis jeruk yang paling mudah ditemukan sebagai buah impor di pasar-pasar swalayan. Jenis jeruk ini memang sudah dibudidayakan di Indonesia, tetapi masih terbatas mengingat jenis jeruk ini merupakan jenis tanaman daerah beriklim sedang. Namun demikian, jeruk manis dapat dikembangkan di Indonesia di daerah dataran tinggi. Namun pengembangannya masih jauh dikalahkan oleh pengembangan jeruk cina (keprok dan siam) yang mendominasi pengembangan jeruk di Indonesia. Pengembangan jenis jeruk manis diharapkan dapat mengurangi impor jeruk manis yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap buah jeruk manis segar maupun jus jeruk.

Saturday, July 9, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Nipis

Jeruk nipis merupakan jenis jeruk yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dibudidayakan terutama sebagai tanaman pekarangan untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur dan bahan obat tradisional. Karena dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan maka produksi jeruk nipis tidak terlalu besar. Jeruk nipis hasil produksi pekarangan ini biasanya dijual di pasar-pasar tradisional, sedangkan jeruk nipis yang dijual di pasar-pasar swalayan pada umumnya merupakan jeruk nipis impor. Indonesia sebenarnya mempunyai potensi besar untuk menghasilkan jeruk nipis, tetapi pengembangan jeruk ini sampai belum mendapat perhatian serus.

Thursday, July 7, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Sukade

Jeruk sukade merupakan jenis jeruk yang kurang dikenal di Indonesia, lebih-lebih di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun jeruk ini penting karena, sebagaimana halnya jeruk cina dan jeruk bali, merupakan jenis jeruk yang menurunkan jenis-jenis jeruk lain. jeruk sukade juga merupakan jenis jeruk yang mungkin dikenal paling awal oleh orang Eropa, dibandingkan dengan jenis-jenis jeruk lainnya, karena pusat asalnya diperkirakan berada di India bagian Utara, selain pusat asal di Asia Tenggara. Dari segi pemanfaatan, jeruk sukade unik karena yang dimanfaatkan jutru kulit buahnya, bukan daging buahnya, sebagaimana umumnya jenis-jenis jeruk lainnya. Jeruk ini juga mempunyai nilai ritual keagamaan, yaitu Etrog bagi umat Yahudi dan Buddha's Finger bagi umat Buddha.

Wednesday, July 6, 2016

Jenis Jeruk: Jeruk Bali

Jeruk bali tidak ada hubungannya denga Pulau Bali, tetapi nama ini sudah digunakan sejak lama. Karena tidak ada hubungannya dengan Pulau Bali maka jeruk bali terdapat tersebar di seluruh Indonesia, masing-masing daerah mempunyai kultivar unggul sendiri-sendiri. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, jeruk bali juga tersebar luas, lazim ditanam sebagai tanaman pekarangan di perkotaan maupun perdesaan. Namun keberadaan jeruk bali mengalami kemunduran karena kurang mendapatkan perhatian pengembangan dan juga karena berbagai jenis hama dan penyakit. Padahal jeruk bali berpotensi untuk dikembangkan guna memenuhi permintaan buah di pasar-pasar lokal. Pengembangan di setiap daerah perlu dilakukan dengan memberikan prioritas terhadap kultivar unggul yang terdapat di daerah yang bersangkutan.

Jenis Jeruk: Jeruk Cina

Jeruk cina merupakan jenis jeruk yang tersebar luas di Indonesia dan juga di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dahulu, di Provinsi Bali terkenal kultivar jeruk keprok tejakula, di Provinsi NTT terkenal kultivar jeruk keprok soe. Namun kedua kultivar ini mengalami kemunduran karena penyakit huanglongbing (HLB) yang di Indonesia dahulu disebut Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) dan berbagai penyakit lainnya. Pemerintah terus mendorong pengembangan berbagai kutivar jeruk cina, tetapi bila kurang memperhatikan aspek ketahanan hayati maka produksinya menjadi kurang optimal. Padahal, potensi pengembangan jenis jeruk ini sebenarnya sangat tinngi mengingat tersedia lahan yang sesuai untuk pengembangannya dan peluang pasar yang masih terbuka.

Mengidentifikasi Jeruk dan Kerabat Jeruk dengan Menggunakan Citrus ID

Sebagaimana sudah saya sebut pada tulisan sebelumnya, pada tulisan ini saya akan menguraikan secara ringkas cara menggunakan layanan identifikasi Citrus ID untuk melakukan identifikasi jenis-jenis jeruk dan kerabatnya. Identifikasi jenis-jenis jeruk dan kerabatnya merupakan aspek yang sangat penting dalam ketahanan hajati jeruk karena setiap jenis hama atau penyakit jeruk mempunyai jenis-jenis jeruk dan kerabat jeruk sebagai tanaman inang. Dengan mengetahui adanya jenis-jenis jeruk dan kerabat jeruk tertentu di suatu wilayah maka dapat ditentukan pada jenis tanaman apa saja perlu dilakukan pengamatan dalam melaksanakan deteksi di lapangan. Tidak ditemukannya gejala pada jenis jeruk yang merupakan tanaman utama bukan berarti jenis jeruk tanaman utama bebas hama atau penyakit tertentu bila hama atau penyakit tersebut ternyata ditemukan pada jenis jeruk dan kerabat jeruk yang juga terdapat di wilayah yang sama.

Tuesday, July 5, 2016

Morfologi untuk Mengidentifikasi Jeruk dan Kerabat Jeruk

Sebagaimana telah diuraikan pada tulisan mengenai mengenal tanaman jeruk dan kerabatanya, jeruk dalam arti sempit terdiri atas jeruk sejati (sub-tribe Citrinae), kerabat dekat jeruk, dan jeruk primitif. Jeruk dalam arti luas mencakup jenis-jenis dalam kelompok serupa jeruk minor (sub-tribe Triphasiinae), dan jenis-jenis dalam kelompok serupa jeruk berkulit buah keras (sub-tribe Balsamocitrinae). Sebagaimana juga telah diuraikan pada tulisan sebelumnya, jenis-jenis yang tergolong jeruk dalam arti sempit dan jeruk dalam arti luas sangat banyak. Untuk membedakan jenis-jenis jeruk tersebut, diperlukan pengetahuan mengenai morfologi tumbuhan, yaitu tampilan tumbuhan dari luar. Dalam tulisan ini saya menguraikan ciri-ciri morfologi jeruk yang perlu Anda ketahui untuk dapat mengidentifikasi jenis-jenis jeruk di lapangan. Uraian dan gambar saya dasarkan pada uraian mengenai morfologi pada situs Citrus ID.

Monday, July 4, 2016

Mengenal Tanaman Jeruk dan Kerabatnya

Anda yang tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tentu sudah mengenal jeruk keprok soe, jeruk asal dataran tinggi Pulau Timor Bagian Barat yang kini telah ditetapkan sebagai varietas unggul nasional. Anda yang tinggal di daerah-daerah lainnya di Indonesia mungkin mengenal jenis jeruk lainnya. Misalnya di Bali terdapat jeruk bali dan jeruk keprok tejakula. Di Medan dikenal jeruk keprok gayo, di Kalimantan Barat dikenal jeruk pontianak, dan di Maluku dikenal jeruk kisar. Belum lagi berbagai jenis jeruk yang diintroduksi dari luar, seperti jeruk jemari buda. Lalu bagaimana cara membedakan berbagai jenis jeruk yang terdapat di tanah air tercinta ini? Jeruk mungkin cukup mudah dibedakan dari jenis-jenis tanaman lainnya, tetapi tidak mudah dibedakan satu sama lain di antara sesamanya.

Memahami Apa yang Dimaksud Ketahanan Hayati dan Mengapa Penting

Istilah ketahanan hayati sebenarnya sudah saya perkenalkan sejak 2006, ketika dilaksanakan pertemuan persiapan di Universitas Mahasaraswati dan kemudian, masih pada tahun yang sama, ketika dilaksanakan Biosecurity International Summit di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Bali, pada 24-26 Mei 2006, yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Ketika itu, Prof. Sumantri Brodjonegoro. Namun, saat itu tidak dicapai kesepakatan, karena beberapa peserta berpendapat bahwa istilah yang tepat adalah keamanan hayati sementara yang lainnya memilih istilah keselamatan hayati. Pimpinan sidang, Petrarca Karetji, bahkan sempat berseloroh, istilah lain yang juga dapat digunakan adalah biosatpam karena dalam bahasa Indonesia, security kantor diterjemahkan menjadi satuan pengamanan yang disingkat menjadi satpam.