Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah african citrus psyllid, sedangkan nama umum dalam Bahasa Indonesia adalah kutu loncat jeruk afrika.
Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama umum valid kutu loncat jeruk afrika adalah Trioza erytreae (Del Guercio, 1918), sedangkan klasifikasinya adalah kerajaan: Animalia, filum: Arthropoda, kelas: Insecta, ordo: Hemiptera, famili: Triozidae, dan genus: Trioza.
Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim kutu loncat jeruk afrika adalah Aleurodes erytreae Del Guercio, 1918; Spanioza erythreae (Del Guercio, 1918); Trioza merwei Del Guercio, 1918; dan Trioza merwei Pettey, 1923.
Deskripsi Ringkas
Dewasa: Panjang 1,9-2,5 mm, lebar 0,5 mm, hijau pucat pada saat baru berubah dari nimfa, tetapi seiring dengan perkembangannya, bagian dorsal perut, antena, betis (tarsi), dan paha (tibia) berubah dari cokelat menjadi hitam. Kaki belakang lebih kokoh daripada kaki depan. Betina mempunyai organ meruncing (ovipositor) di bagian ujung perut, sedangkan jantan tidak mempunyai. Sayap dua pasang, kedua pasang tembus pandang dan tanpa bercak. Sayap depan meruncing pada bagian ujung, panjang kira-kira 3 mm. Pada saat istirahat, posisi sayap menyerupai tenda menutupi tubuh. Pada saat menghisap inang, perut terangkat pada posisi kira-kira 35 derajat terhadap garis permukaan inang. Nimfa: Terdiri atas lima instar, panjang 0,3-1,7 mm, kuning pucat, tetapi juga bisa oranye kekuningan, hijau zaitun, atau abu-abu gelap, mata merah, tubuh pipih. Telur: Panjang 0,28 mm, lebar 0,13 mm, kuning pucat sampai oranye, berbentuk silindris, diletakkan pada pucuk yang sedang tumbuh.
Kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, tetapi dapat dibedakan dengan menggunakan karakteristik sayap dan bantalan sayap. Kutu loncat jeruk asia dewasa memiliki sayap depan yang melebar ke arah ujung dan tembusa pandang dengan bercak putih atau cokelat muda dengan pita tengah beige, sedangkan kutu loncat keruk afrika mempunyai sayap depan dengan ujung meruncing dan tembus pandang tanpa bercak. Bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk afrika lebih kecil daripada bantalan sayap pada nimfa kutu loncat jeruk asia. Kutu loncat jeruk afrika dapat dibedakan dari aphid berdasarkan atas adanya struktur tabung gelap bernama sifunkuli (siphunculi) pada aphid, tetapi tidak ada pada kutu loncat jeruk afrika. Kutu loncat jeruk asia akan meloncat bila diganggui, sedangkan aphid tidak.
Identifikasi
Identifikasi kutu loncat jeruk asia dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan maupun secara mikroskopis dan menggunakan hasil pengamatan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests.
Biologi dan Daur Hidup
Kutu loncat jeruk afrika sangat peka terhadap suhu dan tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC. Lama hidup 17-50 hari, betina menghasilkan 2000 butir telur selama hidupnya. Dalam setahun dapat berkembang 9-10 generasi. Telur diletakkan pada tepi daun muda. Nimfa muncul dari lubang puru menyerupai cangkir (cup-like pit) untuk menggerombol, makan, dan berkembang menjadi dewasa pada permukaan bawah daun. Kutu loncat jeruk asia menyerupai kondisi cuaca sejuk dan lembab di dataran tinggi, sedangkan kutu loncat jeruk asia menyukai kondisi cuaca lebih panas di dataran rendah.
Tumbuhan inang mencakup seluruh jenis dan kultivar jeruk, khususnya jeruk cina (termasuk tangerine), jeruk sukade, jeruk sitrun, jeruk nipis, jeruk bali, jeruk masam, jeruk manis, jruk kumkuat, dan jeruk trifoliat serta jenis-jenis tumbuhan kerabat dekat atau kerabat jauh jeruk yang meliputi daun kari (Murraya koenigii), limeberry (Triphasia trifolia), mock orange (Philadelphus spp.), orange boxwood (Severinia buxifolia), dan orange jasmine (Murraya paniculata).
Gejala Kerusakan
Daun menguning dan mengalami klorosis, pertumbuhan tunas menjadi kerdil dan ujung tunas membentuk puru. Embun madu yang dihasilkan menutupi permukaan daun dan buah, memicu pertumbuhan jamur yang menghambat fotosintesis, melemahkan tanaman, dan membuat buah menjadi kurang menarik. Kutu loncat jeruk afrika merupakan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus yang menyebabkan tanaman yang terinfestasi hama ini juga dapat menunjukkan gejala penyakit HLB.
Penyebaran dan Distribusi Geografis
Penyebaran dalam jarak dekat terjadi melalui pergerakan secara alami, sedangkan dalam jarak jauh terjadi dengan perantaraan angin dan perantaraan bahan pertanamaman yang meliputi anakan batang bawah dan bibit okulasi.
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di laur Afrika, kecuali di pulau-pulau sekiar Afrika, Erpa di Portugal, Spanyol, dan Itali, serta Asia di Yemen dan Saudi Arabia. Distribusi geografik global hama ini menurut CABI Invasive Species Compendium disajikan pada peta di bawah ini.
Rekomendasi Pengendalian
Tindakan fitosanitari: melarang impor bahan pertanaman dari daerah atau negara yang terinfestasi kutu loncat jeruk afrika atau bila terpaksa harus dilakukan impor, bahan pertanaman yang diimpor harus difumigasi. Pengendalian budidaya: memusnahkan tumbuhan inang di luar jenis jeruk yang dibudidayakan. Pengendalian hayati: menggunakan parasitoid Tamarixia dryi asal Afrika Selatan sebagaimana berhasil dilakukan di Reunion, tetapi di Afrika Selatan sendiri, meskipun terdapat beragam predator dan parasitoid, ternyata populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata. Pengendalian kimiawi: menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate hanya apabila padat populasi kutu loncat jeruk afrika sangat meningkat. Agar efektif, pengendalian kutu loncat jeruk afrika perlu dilakukan berdasarkan atas pemantauan rutin dengan melibatkan seluruh petani jeruk dalam satu hamparan. Untuk itu, petani perlu diberikan informasi mengenai hama ini sehingga mampu melakukan deteksi cepat dan pemerintah setempat perlu mengembangkan sistem peringatan dini setelah menerima hasil deteksi dini dari petani dan petugas lapangan.
Catatan Penting
Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia.
tulisan ini menambah wawasan saya tentang jenis hama jeruk.
ReplyDeletepenyebaran hama dalam jarak dekat terjadi melalui pergerakan secara alami. Apakah yang dimaksud dengan penyebaran melalui pergerakan secara alami?
informasi ini sangat bermanfaat bagi saya. kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia. apakah gejala serangan yang ditimbulkan pada tanaman jeruk sama ?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteinformasi ini sangat berguna bagi antisipasi kedapannya.
ReplyDelete. saya ingin bertanya kenapa terdapat beragam predator dan parasitoid sebagai musuh alaminya, tetapi populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata?
Informasi ini sangat bermanfaat bagi saya.
ReplyDeleteYang ingin tanyakan apa itu penyakit HLB dan seperti apa gejalanya ?
Informasi ini sangat berguna bagi saya
ReplyDeleteMengapa kutu loncat afrika TIDAK akan Berkembang PADA Suhu di differences 25oC?
Informasi yang berguna bagi saya dalam menambah wawasan saya.
ReplyDeletePada Pengendalian kimiawi: menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate hanya apabila padat populasi kutu loncat jeruk afrika sangat meningkat. Yang ingin saya tanyakan insektisida berbahan apakah yang akan digunakan apabila padat populasi kutu loncat jeruk afrika sedang tidak meningkat?
Informasih ini sangat beguna bagi saya. Karena saya dapat mengetahui bahwa Lama hidup hama Kutu loncat jeruk afrika 17-50 hari, betina menghasilkan 2000 butir telur selama hidupnya. Dalam setahun dapat berkembang 9-10 generasi.
ReplyDeleteSaya ingin bertaya. Apakah ada Kutu loncat jeruk afrika yang masih hidup di suhu di atas 25oC meskipun tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC?
Sedikit tambahan informasi dari saya bahwa kutu loncat afrika di katakan belum berada di indonesia , akan tetapi saya pernah melihat di kebun saya di Amarasi(selatan) ada jenis hama yang mirip dengan kutu loncat afrika ini, tetapi saya tidak tahu pasti apakah hama yang saya lihat tersebut adalah hama kutu loncat afrika atau tidak .
informasi baru yang saya dapatkan adalah nama jenis Hama Jeruk: Kutu-Loncat-Jeruk Afrika
ReplyDeletepertanyaan :jelaskan proses penyerangan hama ini terhadap tunas jeruk sehingga menyebabkan pertumbuhan tunas menjadi kerdil dan ujung tunas membentuk puru dan faktor lingkungan apa saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
pertanyaan saya, apa perbedaan antara kutu loncat eruk afrika denga kutu loncat jeruk asia ?
ReplyDeletePengendalian hayati: menggunakan parasitoid Tamarixia dryi asal Afrika Selatan sebagaimana berhasil dilakukan di Reunion, tetapi di Afrika Selatan sendiri, meskipun terdapat beragam predator dan parasitoid, ternyata populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan mengapa pengendalian secara hayati dengan : menggunakan parasitoid Tamarixia dryi belum bisa mengatasi hama tersebut ?
Penyebaran dalam jarak dekat terjadi melalui pergerakan secara alami. mohon penjelasan bapak tentang pergerakan alami ini ?
ReplyDeleteInformasi yang bermanfaat. Yang ingin saya tanyakan, Apakah ada dampak kesehatan pada manusia bila mengkonsumsi jenis buah yang terinjeksi racun dari hama ini ?
ReplyDeletekutu loncat jeruk afrika berbeda dengan kutu loncat jeruk asia. apakah kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu ini sama atau berbeda, atau kah tergantung jenis jeruknya.?
ReplyDeletePostingan ini sangat bermanfaat bagi saya dan dapat menambah ilmu dan pengetahuan saya mengenai hama kutu loncat jeruk Afrika.Ada beberapa rekomendasi pengendalian terhadap hama kutu loncat jeruk Afrika yang telah di cantumkan pada postingan ini namun,kutu loncat jeruk Afrika ini belum ada di Indonesia.Yang ingin saya tanyakan ialah Apakah informasi mengenai hama ini sudah di berikan kepada pemerintah? Bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila karantina pertanian tidak melakukan pengawasan secara ketat sehingga hama ini sudah terlanjut masuk di Indonesia?
ReplyDeleteInformasi mengenai hama ini sangat penting dan bermanfaat.karena dari yang kita baca,bahwa kutu loncat sangat meeusak dan merugkan swhigga. Yang ingin saya tanyakan ialah pada biologi dan daur hidupnya.mengapa pada suhu 25 drajat celcius kutu loncat jenis afrika ini tidak akan bwrkembang ?karena kutu loncat jenos afrika belum ada di indonesia sehingga pemgawasan dan pengendalian harus dilakukana.
ReplyDeleteTulisan ini sangat bermanfaat bagi saya karena menambah wawasan bagi saya tentang kutu loncat jeruk afrika. Kutu loncat jeruk afrika merupakan hama jeruk dan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus di Afrika. Sejauh ini, hama ini belum dilaporkan terdapat di Indonesia. Oleh karena itu antisipasi apa yang dilakukan agar hama jenis ini tidak ada di indonesia?
ReplyDeleteinformasi yang sangat bermanfaat . dalam informasi mengatakan "Kutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia" apakah ada kebijakan dari pemerintah dalam hal melakukan pengawasan pada setiap hama yang masuk di indonesia ?
ReplyDeleteDari materi diatas dijelaskan bahwa kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, dan pertanyaan saya apakah gejalah yang ditimbulkan oleh kutu loncat jeruk afrika pada jeruk sama dengan kutu loncat jeruk asia?
ReplyDeleteInformasi ini bermanfaat bagi saya dalam hal hama.
ReplyDeleteSedikit tambahan informasi bakteri citrus vein phloem degeneration yang dikenal sebagai huanglongbing (HLB) adalah ancaman ketahanan hayati yang dapat memusnahkan plasma nufa jeruk.
Pertanyaan: pada kutu loncat ini apa yang memicu pertumbuhan jamur sehingga proses fotosintsis terganggu??
Tumbuhan inang kutu loncat afrika mencakup seluruh jenis dan kultivar jeruk, apakah kutu loncat afrika juga menyerang tanaman lain (sebagai inang)?
ReplyDeleteTulisan ini sangat bermanfaat bagi saya karena dapat menambah pengetahuan saya tentang jenis hama pada jeruk yaitu Kutu Loncat Jeruk Afrika. Yang ingin saya tanyakan adalah mengapa Kutu loncat jeruk afrika tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC?
ReplyDeleteInfomasi ini berguna bagi saya, karna saya dapat mengetahui cara pengendalia hama ini. Yang ingin saya tanyakan adalah:Bagaimana bisa kutu ini berkembang diafrika, padahal kutu ini tidak akan berkembang pada suhu 25°c ? sedangkan yang kita ketahui bahwa afrika beriklim subtropics, yang sangat panas dengan suhu di atas 25°c.
ReplyDeleteKutu loncat jeruk afrika sangat peka terhadap suhu dan tidak akan berkembang pada suhu di atas 25oC. Apa yang menyebabkan hal tersebut?
ReplyDeleteKutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia. yang ingin saya tanyakan apakah ada cara lain untuk menanggulangi masuknya hama ini di Indonesia ?
ReplyDeleteApa yang membedakan kutu loncat jeruk afrika dengan kutu loncat jeruk asia? Apakah kedua jenis hama ini tingkat kerusakannya sama atau cara menyerangnya?
ReplyDeleteKutu loncat jeruk afrika belum terdapat di Indonesia. Oleh karena itu, karantina pertanian perlu melakukan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia.hal yang perluu dilakukan oleh krantina pertanian untuk mencegah hama tersebut deengan cara apa saja.?
ReplyDeleteInformasi tentang hama jeruk semut sangat bermanfaat bagi saya dalam hal mengetahui peranannya sebagai hama yang merugikan pada tanaman jeruk. Yang ingin saya tanyakan apa perbedaan yang mendasar mengenai Kutu-Loncat-Jeruk Afrika dan Kutu-Loncat-Jeruk Asia?
ReplyDeleteBagaimana Cara membedakan Kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia?
ReplyDeleteKutu loncat jeruk afrika dan kutu loncat jeruk asia. Dari kedua jenis ini, jenis manakah yang paling sulit dikendalikan?
ReplyDeleteApa efek sampingnya jika pengendalian secara insektisida dalam hal pengendalian secara kimiawi terlalu banyak digunakan, apakah tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKira – kira jika tanaman yang diserang ini dengan tidak sengaja diimpor masuk ke indonesia dan kemudian mulai menyerang tanaman jeruk upaya apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasinya?
ReplyDeleteMengapa hama (kutu loncat afrika) yang tidak ada di Indonesia tetapi bisa masuk ke Indonesia meskipun dijaga ketat oleh lembaga karantina yang menangani keluar masuknya tanaman ?
ReplyDeleteHama kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, yang ingin saya tanyakan adalah, apakah diantara 2 hama ini mana yang paling berbahaya bagi tanaman jeruk yang ada di NTT jika suatu hari ditemukan kasus hama ini di wilayah NTT ?
ReplyDeletePengetahuan mengenai hama Kutu-Loncat-Afrika tentu sangat membantu terutama untuk membedakannya dengan hama Kutu-Loncat-Asia. Hal ini ditegaskan khususnya cuaca. Dengan demikian, apakah Kutu-Loncat-Afrika ini dapat berkembang di wilayah khususnya di NTT ini?
ReplyDeleteapakah perbedaan yang mencolok antara kutu loncat jeruk afrika dengan kutu loncat jeruk asia dan apakah gejala yang ditimbulkan sama?
ReplyDeleteTerimakasih untuk informasi bermanfaat yang diberikan. Pada penjelasan diatas, disampaikan bahwa kutu loncat jerus afrika belum terdapat di Indonesia. Apakah sudah ada kebijakan pemerintah untuk mencegah masuknya hama ini ke Indonesia ? Terimakasih..
ReplyDeleteseperti yang terpapar didalam materi bahwa "Kutu loncat jeruk afrika merupakan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus yang menyebabkan tanaman yang terinfestasi hama ini juga dapat menunjukkan gejala penyakit HLB." yang ingin saya tanaykan, apa kepanjangan dari penyakit HLB? dan seperti apa penyakit HLB tersebut? dan dampak apa yang akan ditimbulkan pada tanaman jeruk jika terkena penyakit HLB tersebut?
ReplyDeletePenyakit HLB adalah penyakit Huanglongbing. HLB disebabkan oleh bakteri gram negatif yang termasuk dalam kelompok alpha sub divisi proteobacteria. Diantara tiga strain yang saat ini telah diidentifikasi (Candidatus Liberibacter asiaticus = CLas, Candidatus Liberibacter americanus =CLam dan CandidatusLiberibacter africanus CLaf), CLas dinyatakan sebagai strain yang penyebaran geografisnya paling luas dan mengakibatkan kerugian ekonomis paling serius.Penyakit HLB menyebabkan degenerasi pertumbuhan tanaman, menurunnya produktifitas, kualitas, bahkan kematian tanaman jeruk di Indonesia dan negara penghasil jeruk dunia.
DeleteSumber : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
BALITBANGTAN - Kementrian Pertanian
Terima kasih atas informasi yang diberikan. Pada bagian pengendalian sudah ada beberapa contoh pengendalian yang disarankan, yang saya ingin tanyakan apakah pada pengendalia hayati tidak ada cara lain selain menggunakan parasitoid Tamarixia dryi? karena seperti yang tertulis diatas bahwa pembasmian dengan cara ini tidak menurunkan jumlah hama jeruk kutu loncat afrika secara nyata. Terima kasih.
ReplyDeleteapa yang di maksud dengan penyakit HLB?
ReplyDeleteTOLONG JELASKAN SECARA DETAIL
Pengendalian hayati: menggunakan parasitoid Tamarixia dryi asal Afrika Selatan sebagaimana berhasil dilakukan di Reunion, tetapi di Afrika Selatan sendiri, meskipun terdapat beragam predator dan parasitoid, ternyata populasi kutu loncat jeruk afrika tidak menurun secara nyata.
ReplyDeleteYang ingin saya tanyakan mengapa pengendalian secara hayati dengan : menggunakan parasitoid Tamarixia dryi belum bisa mengatasi hama tersebut ?
Pada materi dijelaskn bahwa kutu loncat Afrika ini blm masuk di Indonesia.Pertanyaan saya,bagaimana caranya pihak karantina memperketat pengawasan agar hama kutu loncat ini tidak bisa masuk ke Indonesia,jangan sampai suatau saat di indonesia juga tersebar hama kutu loncat Afrika ini?
ReplyDeleteInformasinya sangat bermanfaat untuk kita mengetahui lebih awal tentang kutu loncat jeruk afrika ini sebelum masuk di indonesia.pihak karantina melakukan pengawasan yang ketat untuk mencegah masuknya hama ini ke indonesia.yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah dengan melakukan pengawasan yang ketat dapat mencegah masuknya hama ini ke indonesia??bagaimana jika penyebaran hama ini terjadi secara alamia..
ReplyDelete