Selamat Datang

Blog ketahanan hayati jeruk ini mengajak Anda untuk berbagi informasi mengenai tanaman serta hama dan penyakit jeruk. Kami sangat mengharapkan bantuan Anda untuk berkenan berpartisipasi dengan cara menyampaikan informasi mengenai tanaman serta hama penyakit jeruk dari manapun Anda berada. Informasi dapat disampaikan dengan cara menyampaikan komentar di bagian bawah tulisan atau melalui media sosial Fb yang dikaitkan dengan blog ini. Mohon berkenan menjalin pertemanan dengan halaman Fb Ketahanan Hayati Undana dan mengikuti melalui Google+ dengan menambahkan blog ini ke lingkaran Anda.

Sunday, September 18, 2016

Hama Jeruk: Kutu-Pucuk-Jeruk Cokelat

Kutu pucuk, yang dalam Bahasa Inggris disebut aphids, merupakan hama yang terdiri atas banyak jenis dan tiap-tiap jenis mempunyai kisaran inang yang luas, mencakup berbagai jenis tanaman. Jenis-jenis kutu pucuk yang penting pada tanaman jeruk mencakup kutu pucuk jeruk cokelat, kutu pucuk jeruk hitam, kutu pucuk kapas, dan kutu pucuk spirea. Di antara kutu pucuk ini, yang paling merusak adalah kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam karena peranannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV). Pada tulisan ini diuraikan kutu pucuk jeruk cokelat.

Nama Umum
Nama umum hama ini dalam Bahasa Inggris adalah brown citrus aphid, sebagaimana nama umum yang digunakan oleh Citrus Pests. Dalam Bahasa Indonesia, aphid lazim disebut kutu daun, tetapi karena sebenarnya menyukai pucuk maka brown citrus aphid sebaiknya disebut kutu pucuk jeruk cokelat.

Nama Ilmiah Valid dan Klasifikasi
Nama ilmiah valid untuk kutu pucuk jeruk cokelat adalah Toxoptera citricida  (Kirkaldy, 1907). Mohon diperhatikan bahwa CABI Invasive Species Compendium menggunakan nama umum black citrus aphid untuk Toxoptera citricida dan nama umum brown citrus aphid untuk Toxoptera aurantii. Nama ilmiah Toxoptera citricida untuk kutu pucuk jeruk cokelat di sini digunakan dengan mengacu kepada nama umum yang diberikan oleh Citrus Pests dan ITIS. Klasifikasi kutu pucuk jeruk cokelat adalah kerajaan: Animalia, Sub-kerajaan: Bilateria, infra-kerajaan: Protostomia, super-filum: Ecdysozoa, filum: Arthropoda, Sub-filum: Hexapoda, kelas: Insecta, sub-kelas: Pterygota, infra-kelas: Neoptera, super-ordo: Paraneoptera, ordo: Hemiptera, sub-ordo: Sternorrhyncha, super-famili: Aphidoidea,  family: Aphididae, genus: Toxoptera, dan species: Toxoptera citricida (Kirkaldy, 1907).

Nama Ilmiah Sinonim
Nama ilmiah sinonim untuk kutu pucuk jeruk cokelat adalah Aphis aeglis Shinji, Aphis citricidus (Kirkaldy), Aphis nigricans van der Goot, Aphis tavaresi Del. Guercio, Myzus citricidus Kirkaldy, Paratoxoptera argentiniensis EE Blanchard, Toxoptera aphoides van der Goot, Toxoptera citricidus Kirkaldy, dan Toxoptera tavaresi (Del Guercio).

Deskripsi Ringkas
Serangga dewasa bersayap (alata): panjang 1.1-2.6 mm, antena terdiri atas 6 ruas dengan ruas ke-1 sampai ke-3 berwarna hitam dan ruas lainnya gelap hanya pada pertemuan ruas, ruas ke-3 berukuran kurang atau lebih dari ruas lainnya, terdapat organ perasa sekunder (rhinaria) sebanyak 7-20 pada ruas ke-3 dan 0-4 pada ruas ke-4. Pada bagian ujung belakang perut terdapat: (1) sepasang tabung sifunkuli (siphunculi) hitam memanjang untuk mengeluarkan cairan berlilin, (2) bagian ujung yang menonjol dan meruncing disebut kauda (cauda) yang terdiri atas 25-40 rambut (setae), dan (3) organ untuk menghasilkan suara disebut stridulatory apparatus. Sayap depan mempunyai pterostigma cokelat cerah dan media bercabang dua kali. Serangga dewasa tanpa sayap (aptera): panjang 1.5-2.8 mm, berbentuk oval, antena terdiri atas 6 ruas tanpa organ perasa sekunder, ruas tanpa pita hitam tetapi ruas ke-1 dan ke-2 hitam, ruas ke-3 dan ke-4 pucat dan agak membengkak, ruas ke-5 dan ke-6 agak gelap, setidaknya pada pertemuan ruas. Pada bagian ujung belakang perut terdapat: (1) sepasang tabung sifunkuli hitam memanjang, sedikit lebih panjang daripada panjang kauda, (2) bagian ujung yang menonjol dan meruncing disebut kauda yang terdiri atas dengan 30 rambut, dan (3) organ untuk menghasilkan suara. Nimfa berwarna cokelat kemerahan, menyerupai serangga dewasa tetapi berukuran lebih kecil. Berkembang biak secara aseksual, kecuali di Jepang dilaporkan berkembang biak secara seksual. Silahkan periksa foto kutu pucuk jeruk cokelat berikut ini.

Kutu Pucuk Jeruk Cokelat Toxoptera citricida, A: koloni dewasa dan nimfa, B: koloni nimfa, C: kutu dewasa dan nimfa, D: kutu dewasa tanpa sayap, dan E: kutu dewasa bersayap. Silahkan klik foto untuk memperbesar. Sumber: Foto A, B, C, dan E dari CABI Compendium of Invasive Species, foto D dari Citrus Pests. Ukuran pada foto tidak merujuk pada skala tertentu.

Kemiripan dengan Hama Lain
Kutu pucuk jeruk cokelat sangat mirip dengan kutu pucuk jeruk hitam, tetapi kutu pucuk jeruk cokelat lebih besar daripada kutu pucuk jeruk hitam. Bila kutu pucuk jeruk cokelat dipencet pada permukaan putih akan menghasilkan warna merah, kutu pucuk jeruk lainnya dalam genus Toxoptera, termasuk kutu pucuk jeruk hitam, tidak menghasilkan warna merah. Rambut (setau) pada kauda kutu pucuk jeruk cokelat berjumlah 25-40 pada fase bersayap atau 30 pada fase tanpa sayap, sedangkan  pada kutu pucuk jeruk hitam berjumlah 8-19 pada fase bersayap atau 9-19 pada fase tanpa sayap. Kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam dapat terdapat bercampur. Kutu pucuk jeruk cokelat dapat dibedakan dari kutu pucuk kacang tunggak (Aphis craccivora) dari kaki kutu pucuk kacang tunggak yang berwarna putih dan dari rambut pada kauda yang berjumlah 7.

Identifikasi
Identifikasi kutu pucuk jeruk hitam dilaksanakan dengan melakukan pengamatan lapangan dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis. Hasil pengamatan kemudian digunakan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan layanan identifikasi dalam jaringan yang tersedia pada situs Citrus Pests atau menggunakan kunci identifikasi dalam jaringan yang disediakan oleh AphID.

Biologi dan Daur Hidup
Kutu pucuk jeruk cokelat hidup hanya pada bagian muda jenis-jenis tanaman jeruk dan kerabat jeruk, termasuk pucuk, daun yang belum membuka, dan kuncup bunga.Nimfa dapat merayap sejauh 8-12 m, tetapi pemencaran jarak jauh dilakukan oleh nimfa dengan perantaraan semut dan oleh serangga dewasa bersayap dengan bantuan angin. Populasi fase dewasa bersayap berkembang ketika koloni telah sesak dan/atau ketika sumber pakan berkurang. Waktu perkembangan kutu pucuk jeruk cokelat bergantung pada suhu, suhu optimal adalah 20-30oC. Waktu generasi kutu pucuk jeruk cokelat berkisar 51 hari pada suhu 10oC sampai 8 hari pada suhu 32oC. Keperidian kutu betina adalah rata-rata 58,5, dengan laju pertumbuhan populasi intrinsik 0,36 dan laju keperidian bersih 56,2. Sintasan nimfa menjadi dewasa berkisar 81-97% pada kisaran suhu 8-30oC dan turun menjadi 29% pada suhu 32oC. Betina menghasilkan rata-rata 52,5 keturunan pada suhu 20oC dan turun drastis menjadi hanya 7,5 keturunan pada suhu 32oC. Laju pertumbuhan populasi intrinsik tertinggi sebesar 0,3765 terjadi pada suhu 28oC.

Kisaran Tumbuhan Inang
Tanaman inang utama kutu pucuk jeruk cokelat mencakup semua jenis jeruk dan kerabat jeruk seperti kalamondin (x Citrofortunella microcarpa), kemuning (Murraya paniculata), box orange (Severiana buxifolia), dan lime berry (Triphasia trifolia).

Gejala Kerusakan
Pucuk yang terinfestasi kutu pucuk jeruk cokelat akan gagal berkembang dan dapat mengering. Kutu pucuk jeruk cokelat menghasilkan embun madu yang dapat memicu dan memacu pertumbuhan jamur jelaga yang menghambat fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Kerusakan lebih parah yang ditimbulkan oleh kutu pucuk jeruk cokleat adalah dalam perannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV), khususnya pada tanaman jeruk dengan batang bawah jeruk masam.

Penyebaran dan Distribusi Geografis
Kutu pucuk jeruk cokelat menyebar dalam jarak dekat dengan cara merayap dan menyebar dalam jarak lebih jauh oleh nimfa dengan perantaraan semut dan dalam jarak sangat jauh oleh serangga dewasa bersayap dengan bantuan angin. Telur, nimfa, dan serangga dewasa tanpa saya dapat pula menyebar melalui bahan tanam jeruk. Kutu pucuk jeruk cokelattersebar di pusat-pusat produksi jeruk di seluruh dunia, termasuk Asia, Amerika, dan Eropa. Distribusi geografis global kutu pucuk jeruk cokelat dapat diperoleh dari CABI Invasive Species Compendium sebagaimana disajikan di bawah ini:



Distribusi geografis kutu loncat jeruk asia di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, disajikan pada peta di bawah ini:



Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan memperhatikan keberadaan penyakit tristeza dan strain-nya. Bila stain CTV virulen sudah ada di lokasi pertanaman jeruk maka sebaiknya menanam jenis-jenis jeruk yang toleran seperti jeruk cina, jeruk bali, tangelo, dan tangor dengan menggunakan batang bawah yang tahan atau toleran. Bila terdapat strain CTV yang kurang virulen, dapat ditanam jeruk manis dan jeruk gedang, dengan memberikan perlakuan pre-inokulasi menggunakan strain CTV avirulen. Penanaman sebaiknya dilakukan dengan jarak tanam lebih dekat untuk memperoleh produksi maksimal ketika tanaman belum tua sehingga rentan terhadap CTV. Pengendalian secara hayati dilakukan dengan menggunakan agen hayati Lysiphlebia japonica dan Lysiphlebus mirzai, tetapi hasilnya tidak konsisten. Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan melakukan konservasi musuh alami lokal mencakup cecopet (Chrysoperla plorabunda), lalat syrphid (Pseudodorus clavatus) dan kumbang kubah (Coelophora inaequalis, Coccinella septempunctata, Cycloneda sanguinea, Harmonia axyridis, Hippodamia convergens, Olla v-nigrum dan Coleomegilla maculata fuscilabris), tetapi hasilnya juga sangat bervariasi. Pengendalian secara genetik tidak dapat dilakukan karena belum ada kultivar jeruk maupun kultivar jeruk batang bawah yang tahan terhadap kutu pucuk jeruk cokelat. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektidida botanik ekstrak biji nimba atau bila populasi kutu pucuk jeruk cokelat sudah sangat tinggi, dengan menggunakan insektisida kimiawi sistemik acephate imidacloprid atau acetamiprid. Pengendalian kutu pucuk jeruk cokelat sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan terpadu, khususnya melalui pemantauan populasi secara berkala.

Catatan Penting
Kutu pucuk jeruk cokelat merupakan jenis hama yang penting pada tanaman jeruk bukan karena kerusakan yang ditimbulkannya secara langsung, melainkan yang ditimbulkannya secara tidak langsung melalui peranannya sebagai vektor penyakit tristeza yang disebabkan oleh citrus tristeza virus (CTV).

34 comments:

  1. Pada penjelasan di atas tentang rekomendasi pengendalian terdapat kata "CTV Virulen" dan "CTV Avirulen" Saya ingin bertanya apa yang dimaksud dengan CTV Virulen dan avirulen?

    ReplyDelete
    Replies
    1. CTV virulen adalah strain virus CTV yang ganas, sedangkan CTV avirulen adalah strain virus CTV yang kurang ganas.

      Delete
  2. Mohon Bapak jelaskan mengenai pengendalian kutu pucuk jeruk melalui pemantauan populasi secara berkala?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pemantauan secara berkala diperlukan untuk menentukan padat populasi kutu pucuk per pucuk jeruk sebagai dasar pengambilan keputusan pengendalian.

      Delete
  3. informasi ini sangat penting karena dapat memberitaukan kepada pembaca kalau kutu ini sudah terdapat di NTT khususnya pulau timor.
    .yang ingin saya tanyakan di kota/kabupaten mana saja kutu ini terdapat di pulau timor dan pengendalian cara apakah yang di pakai pemerintah untuk membasmi kutu ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kutu pucuk cokelat telah terdapat di seluruh kabupaten/kota di Timor Barat di manapun tanaman jeruk dibudidayakan. Untuk mengendalikan, baca bagian Rekoendasi Pengendalian pada tulisan di atas dan silahkan pilih, cara mana yang kira-kira dapat dilakukan.

      Delete
  4. Dikatakan bahwa kutu pucuk jeruk coklat sangat mirip dengan kutu pucuk jeruk hitam. Apakah kedua jenis kutu ini juga mirip dalam hal penyerangan dan cara pengendaliannya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, mirip dalam hal cara merusak tanaman dan dapat dikendalikan dengan cara pengendalian tertentu yang sama, misalnya cara mekanik, kimiawi, dan budidaya tetapi berbeda bila menggunakan cara hayati dan genetik

      Delete
  5. Informasi ini sangat bermanfaat
    Bagaimana cara Kutu pucuk jeruk cokelat menghasilkan embun madu Yang dapat memicu Dan memacu pertumbuhan jamur jelaga sehingga dapat menghambat fotosintesis KARENA menutupi permukaan daun?

    ReplyDelete
  6. bermanfaat bagi saya karena hama jeruk ini yang paling merusak adalah kutu pucuk jeruk cokelat dan kutu pucuk jeruk hitam karena peranannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV). sehingga melalui tulisan ini saya dapat menanggulangi ketika tanaman jeruk terinfeksi oleh hama ini.

    Kerusakan lebih parah yang ditimbulkan oleh kutu pucuk jeruk cokleat adalah dalam perannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV), khususnya pada tanaman jeruk dengan batang bawah jeruk masam.
    pertanyaan saya adalah : apa saja gejala yang ditimbulkan nya ketika berpotensi sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV), khususnya pada tanaman jeruk dengan batang bawah jeruk masam?

    ReplyDelete
  7. informasi ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya untuk mengetahui hama yang menyerang jeruk.dari penjelasaan diatas dikatakan bahwa pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektidida botanik ekstrak biji nimba atau bila populasi kutu pucuk coklat sangat tinggi,dengan menggunakan insektisida kimiawi sistemik acephate imidacloprid atau acetamiprid.Yang saya ingin tanyakan apa yang dimaksud dengan insektisida botanik ekstrak biji nimba?

    ReplyDelete
  8. dari tulisan yang saya baca dikatakan bahwa sushu mempengaruhi perkembangan kutu pucuk apakah ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kuu pucuk?

    ReplyDelete
  9. Kutu pucuk jeruk cokelat sangat mirip dengan kutu pucuk jeruk hitam. apakah gejala dan pengendaliannya juga mirip ataukah tidak ?
    mohon penjelasan bapak.

    ReplyDelete
  10. Postingan yang di jabarkan sangt bermanfaat bagi saya dan menambah wawasan saya tentang hama kutu pucuk jeruk cokelat..yang saya tanyakan bagaimana cara pengendalian secara hayati dengan menggunakan agen hayati lysiphlebia japonica dan lysiphlebus mirzai? Mengapa hasil yang diperoleh kurang konsisten?

    ReplyDelete
  11. Apakah ada perbedaan anatomi yang dapat membedakan kutu pucuk pada tanaman jeruk dengan kutu pucuk yang menyerang jenis tanaman lainnya?

    ReplyDelete
  12. Pada pengendaliannya terdapat kalimat,Penanaman sebaiknya dilakukan dengan jarak tanam lebih dekat untuk memperoleh produksi maksimal ketika tanaman belum tua sehingga rentan terhadap CTV, mohon penjelasan bapak karena saya belum mengerti.

    ReplyDelete
  13. informasi yang sangat bermanfaat salah satunya informasi pengendalian yaitu Penanaman sebaiknya dilakukan dengan jarak tanam lebih dekat untuk memperoleh produksi maksimal ketika tanaman belum tua sehingga rentan terhadap CTV. yang ingin saya tanyakan apakah hal ini tidak mempengaruhi perkembangbiakan hama untuk lebih mudah menyebar ?

    ReplyDelete
  14. Informasi ini lebih bermanfaat lagi buat saya karena mempelajari lebih banyak mengenai hama.
    Pertanyaan: kerusakan yang lebih berat sepertiapa yang ditimbulkan oleh kutu pucuk dalam perananya sebagai vektor citrus tristezavirus (CTV) pada jeruk

    ReplyDelete
  15. Berkembang biak secara aseksual, kecuali di Jepang dilaporkan berkembang biak secara seksual.
    yang ingin saya tanyakan : mengapa terjadi perbedaan perkembangbiakan pada hama kutu coklat ini? apakah suhu yang mempengaruhi atau letak geografisnya? mohon penjelasan bapak.

    ReplyDelete
  16. berapakah usia hama kutu pucuk pada jeruk cokelat untuk bertahan hidup ?

    ReplyDelete
  17. formasi ini sangat penting bagi saya.yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara serangga dewasa tanpa saya dapat pula menyebar melalui bahan tanam jeruk?

    ReplyDelete
  18. Dalam penyebarannya hama kutu pucuk cokelat, semut menjadi salah satu perantara. Pertanyaannya jika semut diperangi apakah pengendalian penyebaran hama ini dapat dikendalikan?

    ReplyDelete
  19. Pada tulisan diatas menyatakan kutu pucuk jeruk cokelat berkembangbiak secara aseksual kecuali di Jepang dilaporkan berkembangbiak secara seksual.
    Dari pernyataan diatas yang ingin saya tanyakan, mengapa terjadi perbedaan kutu pucuk jeruk cokelat dalam hal berkembangbiak? Apakah ada faktor tertentu yang mempengaruhinya? Mohon penjelasannya

    ReplyDelete
  20. apakah hama kutu pucuk jeruk coklat dan kutu pucuk hitam memiliki kesamaan dalam menyerang dan merusak tanman jeruk?

    ReplyDelete
  21. Pada penjelasan yang diberikan, pengaruh kutu aphis ini dapat mengurangi intensitas fotosintesis. Selain itu, aphis merupakan vektor dari virus CTV. Berdasarkan pada informasi tersebut, langkah yang perlu diambil dalam waktu yang singkat dalam upaya menanggulangi penyebaran virus tersbut.

    ReplyDelete
  22. dari rekomendasi pengendalian yang saya lihat diatas saya ingin bertanya,apa yang dimaksud perlakuan pre-inokulasi menggunakan strain CTV avirulen?

    ReplyDelete
  23. informasi ini sangat berguna buat saya, apakah yang menyebabkan adanya perbedaan cara perkembangbiakan di beberapa daerah?

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. Terimakasih untuk informasi yang diberikan. Pada penjelasan tentang rekomendasi pengendalian, dijelaskan bahwa apabila terdapat strain CTV yang kirang virulen dapat diatasi dengan memberikan perlakuan pre-inokulasi menggunakan strain avirulen. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana perlakuan pre-inokulasi menggunakan strain CTV avirulen ? Dan bagaimana cara melakukan konservasi musuh alami lokal ? Terimakasih..

    ReplyDelete
  27. dalam materi dijelaskan kutu pucuk jeruk hitam karena peranannya sebagai vektor citrus tristeza virus (CTV). tolong jelaskan seperi apa CTV tersebut??

    ReplyDelete
  28. Informasi ini sangat berguna bagi saya, karena dalam informasi ini saya jadi tahu bahwa kutu pucuk jeruk cokelat dan hitam bukan hanya hama biasa melainkan merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV) yang sangat berbahaya bagi tanaman jeruk. Pada bagian identifikasi dikatakan bahwa terdapat dua cara untuk mengidentifikasi kutu jeruk cokelat, yang pertama ialah pengamatan lapangan yang dilanjutkan dengan pengamatan mikroskois. Yang saya ingin tanyakan Apa saja data yang dapat peroleh lewat pengamatan lapangan?

    ReplyDelete
  29. Materi ini sangat membantu saya mengetahui Kutu pucuk jeruk cokelat sangat mirip dengan kutu pucuk jeruk hitam, tetapi kutu pucuk jeruk cokelat lebih besar daripada kutu pucuk jeruk hitam. Bila kutu pucuk jeruk cokelat dipencet pada permukaan putih akan menghasilkan warna merah, kutu pucuk jeruk lainnya dalam genus Toxoptera, termasuk kutu pucuk jeruk hitam, tidak menghasilkan warna merah.

    ReplyDelete
  30. apa yang di maksud dengan citrus tristeza(ctv)

    ReplyDelete