Selamat Datang

Blog ketahanan hayati jeruk ini mengajak Anda untuk berbagi informasi mengenai tanaman serta hama dan penyakit jeruk. Kami sangat mengharapkan bantuan Anda untuk berkenan berpartisipasi dengan cara menyampaikan informasi mengenai tanaman serta hama penyakit jeruk dari manapun Anda berada. Informasi dapat disampaikan dengan cara menyampaikan komentar di bagian bawah tulisan atau melalui media sosial Fb yang dikaitkan dengan blog ini. Mohon berkenan menjalin pertemanan dengan halaman Fb Ketahanan Hayati Undana dan mengikuti melalui Google+ dengan menambahkan blog ini ke lingkaran Anda.

Sunday, September 25, 2016

Penyakit Jeruk: Gumosis dan Busuk Pangkal-Buah Diplodia

Penyakit gumosis dan busuk pangkal-buah diplodia merupakan penyakit jeruk yang umum terdapat di Indonesia. Namun gumosis lebih banyak mendapat perhatian daripada busuk pangkal buah sehingga penyakit ini umum dikenal sebagai penyakit blendok. Blendok merupakan nama yang diberikan terhadap gum yang keluar dari batang atau cabang pohon yang sakit, yang juga bisa terjadi oleh penyakit lain, yaitu penyakit gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora. Bukan tidak mungkin kedua penyakit ini dikacaukan di lapangan. Pada tulisan ini diuraikan penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia untuk digunakan sebagai panduan melakukan diagnosis lapangan.

Nama Penyakit
Penyakit ini dalam Bahasa Inggris disebut diplodia gumosis and stem-end rot yang dalam Bahasa Indonesia adalah gumosis dan busuk pangkal buah diplodia. Penyakit ini sebenarnya terdiri atas penyakit gumosis diplodia dan busuk pangkal buah diplodia, tetapi karena disebabkan oleh patogen yang sama maka disatukan. Di Indonesia, penyakit gumosis diplodia disebut penyakit blendok atau penyakit busuk batang diplodia, sedangkan busuk pangkal buah diplodia disebut busuk buah saja.

Nama Berlaku dan Klasifikasi Penyebab Penyakit
Nama berlaku penyebab penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia adalah jamur Lasiodiplodia theobromae (Pat.) Griffon & Maubl. 1909 [teleomorf: Botryosphaeria rhodina (Berk. & M.A. Curtis) Arx], hubungan antara anamorf dan teleomorf masih belum jelas karena baru dibuktikan sekali. Klasifikasi teleomorf jamur ini adalah kerajaan: Fungi, divisi: Ascomycota, sub-divisi: Pezizomycotina, kelas: Dothideomycetes, ordo: Botryosphaeriales, famili: Botryosphaeriaceae, genus, Botryosphaeria, dan spesies: Botryosphaeria rhodina (Berk. & M.A. Curtis) Arx.

Nama Sinonim Penyebab Penyakit
Nama sinonim jamur Lasiodiplodia theobromae (Pat.) Griffon & Maubl. adalah Botryodiplodia theobromae Pat., Botryodiplodia gossypii Ellis & Barthol. Botryosphaeria rhodina (Berk. & M.A. Curtis) Arx, Cryptostictis glandicola (Schwein.) Starbäck, Diplodia cacaoicola Henn., Diplodia gossypina Ellis & Everh., Diplodia natalensis Pole-Evans, Diplodia theobromae (Pat.) W. Nowell, Phoma glandicola (Schwein.) Cooke, Physalospora glandicola (Schwein.) N.E. Stevens, Physalospora gossypina N.E. Stevens, Physalospora rhodina Berk. & M.A. Curtis, Pyreniella rhodina (Berk. & M.A. Curtis) Theiss., Sphaeria glandicola Schwein.

Gejala dan Tanda Penyakit
Gejala dapat timbul pada batang maupun hanya pada cabang, kulit batang pecah tanpa atau dengan mengeluarkan blendok berwarna kuning kecokelatan. Gejala yang tidak disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia kering, sedangkan yang disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia basah.Pada perkembangan lanjut, kulit batang mengering dan mengelupas. Di bagian bawah kulit yang mengelupas dapat ditemukan tanda penyakit berupa miselium putih dan massa spora jamur berwarna kehitaman. Kayu di bagian dalam kulit batang berpenyakit berwarna hijau biru sampai hitam. Bila penyakit hanya terdapat pada cabang maka hanya cabang yang bersangkutan yang meranggas, mengalami mati ujung, dan akhirnya mengering. Namun bila penyakit terdapat pada batang utama maka pohon secara keseluruhan dapat mengalami gejala yang sama.

Gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen pada suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan patogen. Busuk mulai dari pangkal batang di sekitar tittik tangkai buah dan kemudian berkembang melalui sumbu buah lebih cepat daripada melalui juring buah, menimbulkan busuk basah berwarna cokelat atau hitam yang pada permukaan kulit meluas dari arah pangkal dan ujung buah. Jamur berkembang tidak merata pada juring sehingga pada kulit buah perkembangan busuk tidak merata. Penyakit menular dengan cepat ke buah sehat dalam penyimpanan yang lembab.

Gumosis dan busuk pangkal buah diplodia, A: busuk batang diplodia kering, B: busuk batang diplodia basah (gumosis), dan C: busuk pangkal buah diplodia. Sumber: A dan B: Balitjestro, C: Florida Post-harvest Decay

Gejala dan Tanda Serupa
Gejala pada batang dan cabang menyerupai gejala penyakit gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora. Namun gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora tidak menimbulkan gejala busuk batang kering seperti yang ditimbulkan oleh gumosis dan busuk pangkal buah diplodia.

Deskripsi Patogen
Koloni Lasiodiplodia theobromae pada media oatmeal agar berwarna cokelat abu-abu sampai hitam dengan miselium udara yang padat. Konidia dibentuk dalam piknidia, teragregasi, cokelat gelap, berlubang tunggal, berdinding tebal atau tipis. Lubang tunggal di tengah, pada ujung menonjol. Parafisa tembus pandang, silindris, bersekat, ujung membulat, panjang 50 µm. Konidiofora tereduksi menjadi sel pendukung konidia, tembus pandang, permukaan halus, silindris sampai seperti buah pir melebar, holoblastik, dikret, berkembang cepat dari sel dinding dalam piknidium. Konidia bundar memanjang, lurus, mula-mula tembus pandang dan tanpa sekat tetapi kemudian setelah cukup lama menjadi cokelat gelap dan bersekat tunggal, membulat di bagian ujung, datar di bagian pangkal, berukuran (18–)20–30 × 10–15 µm.

Askomata berarna cokelat gelap sampai hitam, teragregasi, berdinding tebal, lebih terang dan lebih tipis pada lapisan dalam, berdiameter 250–399 µm diam. Dinding terdiri atas sel berwarna cokelat gelap berdinding tebal. Askus berberntuk menyerupai gada, bertangkai, panjang 90–120 µm, berisi 8 askospora. Askospora tembus pandang, tanpa sekat, berukuran (24–)30–35(–42) × (7–)11–14(–17) µm.

Penyebab penyakit, A-C: konidiofora dan konidia Lasiodiplodia theobromae, masing-masing A: konidiofora dan konidium, B: konidia muda tanpa sekat, dan C: konidia tua bersekat; D dan E: teleomorf Botryosphaeria rhodina, masing-masing D; aski dan E: askospora. Sumber: CREM.

Kisaran Inang
Jamur Lasiodiplodia theobromae mempunyai kisaran tumbuhan inang yang sangat luas. Selain menyebabkan penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia pada jeruk, jamur ini juga menyebabkan penyakit busuk hitam kapas, busuk buah kapas, busuk hitam ubi jalar, busuk leher akar kacang tanah, busuk pangkal batang, kanker batang anggur, busuk buah apokat, busuk buah kakao, dan busuk pangkal buah mangga.

Ekologi dan Daur Penyakit
Tidak tersedia cukup informasi mengenai ekologi dan daur penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia. Inokulum primer diduga terbawa angin dari tanaman sakit ke tanaman sehat atau terbawa alat-alat pertanian.

Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan memeriksa gejala dan tanda di lapangan dan mengambil spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. Citrus diseases tidak menyediakan kunci identifikasi dalam jaringan untuk penyakit ini.

Penyebaran dan Distribusi Geografis
Konidia Lasiodiplodia theobromae menyebar terutama dengan perantaraan angin. Distribusi geografis jamur sangat luas sebagaimana dipetakan oleh CABI Invasive Species Compendium untuk penyakit busuk buah kakao, berdasarkan mana distribusi geografik penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia dapat diperkirakan. Pada peta tampak bahwa jamur ini hanya terdapat di Sulawesi Selatan, tetapi sebenarnya telah terdapat di seluruh provinsi di mana kakao dibudidayakan sehingga juga mungkin dapat menyebabkan penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia di daerah yang sama.


Rekomendasi Pengendalian
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub-tropika merekomendasikan cara pengendalian dengan cara menjaga kebersihan kebun melalui pemangkasan ranting kering dan cabang yang berpenyakit untuk selanjutnya dibakar atau ditimbun, mendisinfeksi peralatan pertanian dengan menggunakan alkohol 70% atau clorox 0,5% sebelum dan setelah digunakan, dan melabur batang dan cabang dengan bubur california atau fungsida yang berbahan aktif Cu pada awal da akhir musim hujan. Bubur California dibuat dengan mengikuti anjuran.

Pengendalian busuk pangkal buah diplodia dilakukan dengan mencelup buah dengan fungisida thiabendazole (TBZ) 1,000 ppm sebelum pemeraman, lakukan pemeraman selama kurang dari 35 jam dengan menggunakan etilena kurang dari 5 ppm, pada saat pengepakan lapisi buah dengan campuran cairan lilin dan TBZ 2.000 ppm, dan simpan buah yang sudah dipak pada suhu di bawah 10oC.

Catatan Penting
Penyakit ini jarang dilaporkan terdapat di pusat-pusat produksi jeruk di luar Indonesia. Bukan tidak mungkin penyakit ini menjadi penting di Indonesia karena dikacaukan dengan gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora, penyakit jeruk yang sangat mematikan di berbagai pusat produksi jeruk di negara lain.

42 comments:

  1. informasi ini memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan mengenai jenis penyakit ini berupa gejaladan pengendaliannya yang sangat penting dilakukan.Pertanyaan saya,Pada saat apa penyakit ini menyerang tanaman jeruk ? dan bagaimana pengendalian yang dilakukan apabila jeruk terserang penyakit pada saat tahap awal pertumbuhan dan gejala seperti apa yang mudah kita lihat ?

    ReplyDelete
  2. informasi ini bermanfaat bagi saya karena dapat menambah pengetahuan saya tentang jenis penyakit yang menyerang tanaman jeruk.
    pertanyaan saya Jika pada buah yang terserang penyakit ini dan pada buah tersebut hanya sebagian dari sisi buah saja yang rusak sedangkan sisi lainnya masih kelihatan baik, pada kondisi buah seperti ini jika ada orang yang secara sengaja/iseng mengkonsumsi sisi buah yang masih baik tersebut apakah akan berdampak buruk bagi tubuh si pengkonsumsi tersebut? Mengapa?

    ReplyDelete
  3. Materi ini sangat bermanfaat bagi saya dalam hal menambah pengetahuan tentang penyakit pada tanaman jeruk. Yang ingin saya tanyakan faktor apa yang menyebabkan keluarnya gum dari batang atau cabang pohon yang sakit tersebut?

    ReplyDelete
  4. Informasi yang sangat berguna bagi saya dalam menambah wawasan.
    Yang ingin saya tanyakan mengapa penyakit Gumosis yang lebih banyak mendapat perhatian dari pada penyakit busuk pangkal buah? Apakah penyakit gumosin lebih berbahaya dari pada penyakit busuk pangkal buah? Mohon penjelasannya

    ReplyDelete
  5. Informasi ini sangat bermanfaat bagi saya.
    Dalam tulisan ini disebutkan bahwa inokulum primer diduga terbawa angin dari tanaman sakit ke tanaman sehat atau terbawa alat-alat pertanian.Yang ingin saya tanyakan apa yang dimaksud dengan inokulum primer ?

    ReplyDelete
  6. Pada penjelasan diatas saya kurang mengerti mengenai gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen dengan kebutuhan patogen.Bagaimana kaitan keduanya? Mohon penjelasan Bapak

    ReplyDelete
  7. Dari materi yang saya baca bahwa penyakit ini menular dengan cepat ke buah sehat dalam penyimpanan yang lembab. Pertanyaan saya apakah buah jeruk yang sudah tertular atau sudah terjangkit penyakit jenis ini ketika orang mengkonsumsinya apakah orang tersebut akan baik-baik sajah?

    ReplyDelete
  8. bagaimana cara penyebaran jamur melalui angin dan apakah jamur tergolong ringan sehingga bisa ditiup angin ?

    ReplyDelete
  9. informasi sangat bermanfaat bagi saya. pertanyaan saya Apakah penyakit gumosin lebih berbahaya dari pada penyakit busuk pangkal buah?

    ReplyDelete
  10. pada kondisi manakah yang dapat membuat patogen itu berkembang ?

    ReplyDelete
  11. Di Indonesia, penyakit gumosis diplodia disebut penyakit blendok atau penyakit busuk batang diplodia, sedangkan busuk pangkal buah diplodia disebut busuk buah saja. apakah kedua penyaki ini gejala dan pengendaliannya sama ataukah tidak ?

    ReplyDelete
  12. pada diagnosis citrus diseases tidak menyediakan kunci identifikasi dalam jaringan untuk penyakit inin. yang ignin saya tanyakan apa yang dimaksud dengan identifikasi kunci tersebut?

    ReplyDelete
  13. informasi ini sangat berguna dan bermanfaat bagi saya ,khususnya untuk menegtahui jenis penyakit pada jeruk. Yang ingin saya tanyakan mengapa Penyakit ini menular dengan cepat ke buah sehat dalam penyimpanan yang lembab?

    ReplyDelete
  14. penyakit gumosis diplodia disebut penyakit blendok atau penyakit busuk batang diplodia, sedangkan busuk pangkal buah diplodia disebut busuk buah saja. Apakah kedua penyakit ini memiliki tingkat kerusakan yangg sama atau berbeda? Jika tidak sama maka manakah penyakit yang tingkat kerusakannya lebih tinggi?

    ReplyDelete
  15. menanggapi pertanyaan yang diajukan saudari Katarina Luron, yang saya ketahui suhu yang paling terbaik untuk penyimpanan buah adalah kisaran 2-7oC.

    ReplyDelete
  16. Informasi ini sangat bermanfaat disitu dijelaskan bahwa Penyebaran dan Distribusi Geografis
    Konidia Lasiodiplodia theobromae menyebar terutama dengan perantaraan angin. disini saya ingin bertanya bagaimana proses penyebaran dengan perantaraan angin?

    ReplyDelete
  17. Penyakit Gumosis dan Busuk Pangkal-Buah Diplodia merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur, apakah ada pengaruh perubahan suhu terhadap aktif atau tidaknya jamur tersebut?

    ReplyDelete
  18. Manfaat yang saya dapat kan dari postingan ini sangat membantu menambah wawasan saya tentang penyakit yang ada pada tanaman jeruk.
    Apakah sebelum ada hasil pemeriksaan di laboratorium mengenai gejala dan tanda di lapangan bisa dilakukan pengendalian? Dan Apabila penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia sudah banyak terserang tanaman jeruk apa solusi yang harus dilakukan?.

    ReplyDelete
  19. Tulisan ini sangat bermanfaat bagi saya karena dapat menambah pengetahuan saya tentang jenis penyakit pada jeruk yaitu Gumosis dan Busuk Pangkal Buah Diplodia. Gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen pada suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan patogen. Yang menjadi peranyaan saya, kisaran suhu dan kelembapan seperti apa uang sesuai dengan kebutuhan patogen sehingga dapat menyebabkan perkembangan penyakit busuk pangkal buah?

    ReplyDelete
  20. Bila penyakit hanya terdapat pada cabang maka hanya cabang yang bersangkutan yang meranggas, mengalami mati ujung, dan akhirnya mengering.mengapa demikian, padahal penyakit ini dapat menular dengan cepat?

    ReplyDelete
  21. Apakah penyakit gumosis dan busuk pangkal-buah diplodia menyerang semua jenis jeruk atau jenis jeruk tertentu saja ?

    ReplyDelete
  22. Pada jamur Lasiodiplodia theobromae,selain menyebabkan penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia pada jeruk, jamur ini juga menyebabkan penyakit busuk hitam kapas,busuk buah kapas,busuk hitam ubi jalar,kanker batang anggur,busuk buah apokat,busukbuah kakao dan busuk pangkal buah mangga.
    Nah,, apakah gejala yang terjadi pada penyakit tersebut sama??

    ReplyDelete
  23. Infomasi ini berguna bagi saya, karna saya dapat mengetahui cara pengendalia hama ini. Yang ingin saya tanyakan adalah:Bagaimana cara Jamur Lasiodiplodia theobromae menyebabkan penyakit Gumosis dan Busuk Pangkal-Buah Diplodia?

    ReplyDelete
  24. Gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen pada suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan patogen. Pertanyaan saya, suhu dan kelembaban yang bagaimana yang sesuai dengab kebutuhan patogen?

    ReplyDelete
  25. informasi ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagi saya.
    telah dijelaskan bahwa Blendok merupakan nama yang diberikan terhadap gum yang keluar dari batang atau cabang pohon yang sakit, yang juga bisa terjadi oleh penyakit lain, yaitu penyakit gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora. apakah ketiga jenis penyakit ini mempunyaiiri yang sama dalam merusak tanaman jeruk ini?

    ReplyDelete
  26. informasi dari tulisan ini sangar bermanfaat bagi saya. Saya ingin bertanya apakah kedua jenis penyakit ini memilki cara pengendaliannya sama atau tidak?

    ReplyDelete
  27. Apa penyebab timbulnya penyakit Gumosis dan Busuk Pangkal-Buah Diplodia?

    ReplyDelete
  28. Dengan adanya jamur Lasiodiplodia theobromae mempunyai kisaran tumbuhan inang yang sangat luas dan juga ekologi dan daur penyakit yang belum di ketahui bagaiamana kita dapat mengasumsikan bahwa penyakit yang dihadapi dapat di perhatikan dengan tingkat kekacauan yang sangat besar bagi pusat pusat produksi jeruk ?

    ReplyDelete
  29. Informasi ini sangat bermanfaat bagi saya. Yang ingin saya tanyakan apakah penyakit ini menyerang pada semua bagian tanaman jeruk ?

    ReplyDelete
  30. Saya sangat tertarik dengan postingan ini, karena bisa menambah pengetahuan saya.
    Pada penyakit gumosis dan busuk pangkal-diplodia,apa yang akan terjadi jika penyakit ini menyerang jeruk, apa yang terjadi pada jeruk tersebut? Apakah akan mati ataukah hidup tetapi tidak menghasilkan? Mohon jawabannya

    ReplyDelete
  31. Informasi ini sangat bermanfaat untuk saya. Yang ingin saya tanyakan mengapa di Indonesia penyakit gumosis lebih banyak mendapatkan perhatian? Apa yang membedakan antara penyakit gumosis dan penyakit busuk pangkal buah?

    ReplyDelete
  32. Berapakah besar presentase kemungkinan tanaman jeruk diserang penyakit gumosis (busuk pangkal, busuk akar) sekalipun sudah melalui proses rekomendasi pengendalian?

    ReplyDelete
  33. Apakah jenis penyakit ini termasuk kedalam penyakit yang dapat menimbulkan kematian bagi manusia jika dengan tidak sengaja dikonsumsi oleh manusia tersebut?

    ReplyDelete
  34. Gejala yang tidak disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia kering, sedangkan yang disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia basah.Pada perkembangan lanjut, kulit batang mengering dan mengelupas. Di bagian bawah kulit yang mengelupas dapat ditemukan tanda penyakit berupa miselium putih dan massa spora jamur berwarna kehitaman. Pertanyaannya Apakah miselium putih dan massa spora jamur berwarna kehitaman juga sangat berbahaya ?

    ReplyDelete
  35. yang ingin saya tanyakan apa tindakan pemerintah ketika penyakit ini menyebar luas di daerah NTT?

    ReplyDelete
  36. Gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen pada suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan patogen. Menurut saya apabila setelah panen maka tanaman yang terserang penyakit ini harus dibakar dan melakukan sanitasi agar tidak terjadi penularan. Apakah buah yang telah dipanen terserang penyakit ini? Bagaimana jika sampai ke konsumen?

    ReplyDelete
  37. Mengapa gumosis lebih banyak mendapat perhatian daripada pangkal buah sementar keduanya sama2 merugikan??

    ReplyDelete
  38. Terimakasih untuk materi yang diberikan. Menanggapi penjelasan tentang gejala busuk pangkal buah berkembang setelah panen pada suhu dan kelembaban yang sesuai dengan patogen. Kira-kira pada tingkat suhu dan kelembaban seperti apakah yang dapat mengakibatkan patogen menyerang buah jeruk ? Lalu mengapa pembusukan itu berkembang lebih cepat melalui sumbu buah daripada melalui juring buah ? Terimakasih..

    ReplyDelete
  39. pada materi ini seperi yang saya lihat pada gambar permukaan kulit jeruk yang warnya kecoklatan pada sebagiannya saja, menurut saya yang saya ketahui bahwa diakibatkan karena buah jeruk ditaruh berlama-lama sehingga mengakibatkan permukaan kulit jeruk seperi itu. dan jika dikupas kulitnya maka akan menimbulkan rasa bau yang tidak sedap dan rasanya akan terasa pahit. dan saya juga baru mengetahui bahwa ini telah diserang penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia.

    sekian dari saya ketahui. terimakasih atas informasi yang telah diberikan. maaf jika ada kesalahan mohon dikoreksi.

    ReplyDelete
  40. Terima kasih atas info yang diberikan. Berdasarkan informasi yang diberikan dikatakan bahwa gejala yang tidak disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia kering, sedangkan yang disertai dengan keluarnya blendok disebut diplodia basah. Yang ingin saya tanyakan faktor apa yang membedakan gejala tersebut? Terima kasih

    ReplyDelete
  41. Apakah pada batang jeruk yang busuk masih bisa menghasilkan buah yang baik untuk di konsumsi?

    ReplyDelete