Semut mungkin tidak terlalu merusak secara langsung terhadap tanaman jeruk, tetapi perannya memelihara dan menyebarkan kutu pucuk, kutu dompolan, dan kutu sisik membantu menimbulkan kerusakan secara tidak langsung. Kerusakan secara tidak langsung tersebut bahkan menjadi lebih parah bila yang dipelihara dan disebarkan oleh semut adalah jenis-jenis kutu tumbuhan vektor virus. Apapun perannya, karena semut mudah ditemukan di mana-mana, banyak petani mengira semut sebagai hama penting tanaman jeruk. Pada tulisan ini diuraikan semut pada tanaman jeruk, yaitu semut-api-impor merah, semut api tropis, dan semut penganyam-daun. Keberadaan ketiga jenis semut-api-merah impor di Indonesia belum pernah dilaporkan, tetapi sudah dilaporkan keberadaannya di negara tetangga Australia, Malaysia, dan Singapura.
Selamat Datang
Blog ketahanan hayati jeruk ini mengajak Anda untuk berbagi informasi mengenai tanaman serta hama dan penyakit jeruk. Kami sangat mengharapkan bantuan Anda untuk berkenan berpartisipasi dengan cara menyampaikan informasi mengenai tanaman serta hama penyakit jeruk dari manapun Anda berada. Informasi dapat disampaikan dengan cara menyampaikan komentar di bagian bawah tulisan atau melalui media sosial Fb yang dikaitkan dengan blog ini. Mohon berkenan menjalin pertemanan dengan halaman Fb Ketahanan Hayati Undana dan mengikuti melalui Google+ dengan menambahkan blog ini ke lingkaran Anda.
Monday, October 31, 2016
Thursday, October 20, 2016
Hama Jeruk: Kutu Sisik
Jeruk dapat dirusak oleh sejumlah jenis kutu sisik, yaitu kutu-sisik berbantalan-kapas, kutu-sisik citricola, kutu-sisik-lilin ara, kutu-sisik-merah kalifornia. Di antara jenis-jenis kutu sisik tersebut, dan di antara 333 jenis kutu sisik yang telah dilaporkan terdapat di Indonesia, terdapat kutu-sisik berbantalan-kapas, kutu-sisik-lilin ara, dan kutu-sisik seychelles. Kutu-sisik citricola yang belum dilaporkan terdapat di Indonesia, dilaporkan telah terdapat di Northern Territorry, Australia. Meskipun laporan tidak menyebutkan tanaman inang di Indonesia adalah jeruk, kutu sisik dapat merupakan ancaman yang serius terhadap tanaman jeruk mengingat jeruk merupakan tanaman inang yang disukai.
Monday, October 17, 2016
Hama Jeruk: Kutu Dompolan
Kutu dompolan merupakan kelompok kutu polifag yang umum ditemukan pada jeruk dan pada berbagai jenis tanaman lainnya. Dari berbagai jenis kutu dompolan, jenis-jenis yang dapat menjadi hama pada tanaman jeruk adalah kutu-dompolan comstock, kutu-dompolan jeruk, kutu-dompolan-kembang-sepatu merah jambu, dan kutu-dompolan kopi. Sesuai dengan namanya, kutu dompolan tersebut tidak semuanya menggunakan jeruk sebagai tumbuhan inang utama, tetapi bukan berarti tidak dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman jeruk. Pada tulisan ini keekmpat jenis kutu dompolan tersebut diuraikan secara singkat bersama-sama untuk memudahkan perbandingan satu sama lain.
Saturday, October 15, 2016
Penyakit Jeruk: Melanose dan Busuk Pangkal-Buah Jeruk
Melanose merupakan penyakit jeruk yang mempunyai sebaran geografik yang sangat luas, dilaporkan terdapat di semua pusat produksi jeruk dunia, termasuk pusat produksi di Indonesia. Namun penelitian mengenai penyakit ini di Indonesia belum dilakukan sehingga tidak diketahui seberapa jauh penyakit ini merugikan. Gejalanya yang mirip dengan gejala penyakit lain menyebabkan keberadaan penyakit ini tidak dapat dideteksi dengan mudah. Namun mengingat kisaran inang yang luas pada berbagai jenis tanaman jeruk maka penyakit ini patut diwaspadai.
Penyakit Jeruk: Kudis Jeruk-Manis
Penyakit kudis jeruk biasanya terdapat pada jenis-jenis jeruk batang bawah yang rentan. Namun di Australia terdapat penyakit kudis pada buah jeruk manis yang disebabkan oleh jamur yang sekerabat dengan jamur penyebab penyakit kudis jeruk. Mengingat Australia merupakan negara pengekspor jeruk dan bukan tidak mungkin buah jeruk manis yang beredar di Indonesia berasal dari sana maka penularan penyakit ini ke Indonesia sangat memungkinkan. Sampai saat ini penyakit ini belum pernah dilaporkan terdapat di Indonesia.
Penyakit Jeruk: Tepung Jeruk
Penyakit tepung merupakan penyakit yang umum ditemukan pada tanaman jeruk di Indonesia, khususnya pada jeruk cina dan jeruk manis. Penyakit ini menyebabkan pucuk dan daun muda jeruk tampak seperti ditaburi tepung sehingga cukup mudah dikenali. Penyakit ini di Indonesia diidentifikasi sebagai disebabkan oleh jamur Oidium tingitanium, tetapi bukan tidak mungkin juga disebabkan oleh jamur Oidium citri. Meskipun dilaporkan sebagai penyakit penting pada tanaman jeruk, penelitian mendalam terhadap penyebab penyakit ini di Indonesia belum pernah dilakukan.
Sunday, October 9, 2016
Penyakit Jeruk: Psorosis dan Bercak Cincin
Psorosis merupakan penyakit jeruk yang mempunyai distribusi geografis global, termasuk dilaporkan terdapat di Indonesia. Penyakit ini sebenarnya cukup kompleks, terdiri atas psorosis A, psorosis B, dan bercak cincin, dan belum diketahui dengan pasti mekanisme penularannya secara alami, selain melalui penyambungan. Gejala yang menyerupai gejala beberapa penyakit lain menyebabkan penyakit ini mudah dikacaukan dengan penyakit lain di lapangan. Padahal, penyakit psorosis mungkin lebih merusak sehingga memerlukan prioritas pengendalian.
Penyakit Jeruk: Bercak-Hitam Jeruk
Penyakit bercak-hitam jeruk merupakan penyakit yang dilaporkan telah terdapat di Indonesia, tetapi distribusi geografiknya belum dipastikan. Penyakit ini menyebar dengan mudah dalam jarak jauh dengan perantaraan angin dan buah dalam perdagangan. Mengingat penyebaran dengan perantaraan buah dalam perdagangan sangat penting maka diperlukan tindakan karantina yang ketat untuk mencegah masuknya penyakit ini ke pusat-pusat produksi jeruk di mana penyakit ini belum terdapat. Selain itu perlu dilakukan deteksi lapangan sehingga bila penyakit terdapat di suatu tempat maka dapat segera dilakukan tindakan pemusnahan atau pengendalian.
Penyakit Jeruk: Kudis Jeruk
Penyakit kudis jeruk merupakan penyakit yang umum dialami oleh anakan batang bawah di pesemaian, khususnya bila yang digunakan sebagai batang bawah adalah jenis jeruk yang rentan seperti jeruk RL. Namun demikian, penyakit kudis jeruk juga dapat merusak tanaman dewasa dari kultivar jeruk lainnya yang rentan. Penyakit ini dapat menjadi penyakit yang turut merusak di pesemaian maupun pada tanaman dewasa bila kondisi lingkungan, khususnya suhu dan kelembaban nisbi mendukung perkembangan penyakit. Pada tulisan ini disajikan uraian mengenai penyakit kudis jeruk yang tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Saturday, October 8, 2016
Penyakit Jeruk: Antraknose dan Antraknose Jeruk-Nipis
Antraknose merupakan penyakit jeruk yang mempunyai distribusi geografis global, termasuk terdapat di Indonesia dan di Provinsi NTT, sedangkan antraknose jeruk-nipis terdapat di Amerika dan Zanzibar. Penyakit dipandang sebagai kurang penting dibandingkan dengan penyakit lainnya, tetapi bila dibiarkan, pada kondisi lingkungan yang sesuai, dapat menimbulkan kerusakan, terutama pada tanaman tua. Oleh karena itu, meskipun kurang penting, penyakit antraknose pada tanaman jeruk perlu mendapat perhatian. Tulisan ini memuat uraian mengenai penyakit antraknose pada tanaman jeruk dan cara pengendaliannya.
Hama Jeruk: Kepik Kaki-Daun
Kepik kaki-daun merupakan kepik yang mempunyai banyak jenis tanaman inang, mencakup tanaman dan tumbuhan liar. Di antara jenis-jenis kepik kaki-daun, terdapat jenis-jenis yang tanaman inangnya mencakup jenis-jenis jeruk. Di antara kepik kaki-daun yang tanaman inangnya mencakup jenis-jenis jeruk, terdapat jenis yang terdapat di Indonesia, yaitu kepik kaki-daun jeruk-sukade dan kepik kaki-daun kaki-daun tumbuhan, yang menurut GBIF Data Portal merupakan sinonim (kepik yang sama dengan nama berbeda). Tulisan ini menguraikan jenis-jenis kepik kaki-daun yang merusak tanaman jeruk, termasuk jenis yang tidak terdapat di Indonesia.
Hama Jeruk: Kepik Bau
Kepik merupakan hama yang cukup merusak jeruk, menyerang terutama buah dan pucuk tanaman. Di antara berbagai jenis kepik, terdapat kepik yang bila tubuhnya disentuh mengeluarkan bau yang tidak sedap, itulah kepik bau. Terdapat banyak jenis kepik bau, dua jenis di antaranya merusak tanaman jeruk, yaitu kepik-bau cokelat-lurik dan kepik-bau-hijau selatan. Kedua jenis kepik ini cukup merusak jeruk, khususnya buah, menyebabkan juring buah jeruk menjadi kurang berair. Dari kedua jenis kepik ini, kepik-bau cokelat-lurik belum dilaporkan terdapat di Indonesia, sedangkan kepik-bau-hijau selatan terdapat. Tulisan ini memuat uraian singkat mengenai kedua jenis kepik ini.
Friday, October 7, 2016
Hama Jeruk: Lalat-Buah Selain Bactrocera
Selain lalat-buah bactrocera, terdapat setidak-tidaknya tiga lalat buah yang juga sangat merusak pada jeruk, yaitu lalat-buah caribia, lalat-buah mediterania, dan lalat buah-mexico. Ketiga jenis lalat buah ini dilaporkan bahkan lebih merusak daripada lalat buah bactrocera, tetapi ketiganya belum dilaporkan terdapat di Indonesia. Namun demikian, bukan berarti ketiga jenis lalat buah lainnya tersebut dapat diabaikan mengingat ketiganya merupakan jenis invasif. Di antara ketiga jenis lalat buah tersebut, lalat-buah mediterania dilaporkan sudah terdapat di negara tetangga Australia. Oleh karena itu, lalat-buah mediterania menjadi ancaman serius bukan hanya terhadap jeruk, tetapi terhadap budidaya buah-buahan di Indonesia.
Wednesday, October 5, 2016
Hama Jeruk: Lalat-Buah Bactrocera
Sunday, October 2, 2016
Penyakit Jeruk: Kanker Jeruk
Kanker jeruk merupakan penyakit jeruk yang sangat merusak dan mempunyai distribusi geografis yang sangat luas, termasuk mencakup pusat-pusat produksi jeruk di Indonesia. Jenis-jenis jeruk yang rentan di Indonesia adalah jeruk purut (Citrus histryx), jeruk nipis (C. aurantifolia), dan jeruk bali (C. maxima Merr.) yang dibudidayakan di dataran rendah pada kisaran suhu 20-35°C. Namun penyakit ini juga dapat masalah pada jeruk cina (Citrus reticulata) bila di lokasi budidaya jeruk tersebut terdapat jenis-jenis jeruk yang rentan. Gejala penyakit pada buah menyebabkan tampilan buah menjadi kurang menarik sehingga dapat menurunkan harga.
Saturday, October 1, 2016
Penyakit Jeruk: Gumosis, Busuk Pangkal-Batang, dan Busuk-Akar Phytophthora
Penyakit gumosis, busuk pangkal-batang, dan busuk-akar merupakan penyakit yang sangat merusak tanaman jeruk di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia penyakit ini mempunyai sebaran geografik yang luas, termasuk di NTT. Namun gejala gumosis pada penyakit ini sama dengan gejala gumosis pada penyakit gumosis dan busuk pangkal-buah diplodia sehingga kedua penyakit sering dikacaukan satu sama lain. Padahal, karena penyakit ini jauh lebih merusak, deteksi seharusnya difokuskan lebih terhadap penyakit ini dibandingkan dengan terhadap penyakit gumosis dan busuk pangkal-buah diplodia. Tulisan ini dimasudkan untuk memberikan panduan untuk mengidentifikasi penyakit ini di lapangan.
Sunday, September 25, 2016
Penyakit Jeruk: Gumosis dan Busuk Pangkal-Buah Diplodia
Penyakit gumosis dan busuk pangkal-buah diplodia merupakan penyakit jeruk yang umum terdapat di Indonesia. Namun gumosis lebih banyak mendapat perhatian daripada busuk pangkal buah sehingga penyakit ini umum dikenal sebagai penyakit blendok. Blendok merupakan nama yang diberikan terhadap gum yang keluar dari batang atau cabang pohon yang sakit, yang juga bisa terjadi oleh penyakit lain, yaitu penyakit gumosis, busuk pangkal batang, dan busuk akar phytophthora. Bukan tidak mungkin kedua penyakit ini dikacaukan di lapangan. Pada tulisan ini diuraikan penyakit gumosis dan busuk pangkal buah diplodia untuk digunakan sebagai panduan melakukan diagnosis lapangan.
Saturday, September 24, 2016
Penyakit Jeruk: Tristeza
Jeruk menghadapi sejumlah penyakit yang mematikan, di antaranya adalah penyakit tristeza yang disebabkan oleh viris jeruk tristeza (citrus tristeza virus, CTV) strain yang ganas. Virus penyakit triteza ini mempunyai banyak strain, strain yang lemah justru dibiarkan untuk melindungi tanaman dari strain yang ganas. Sebagaimana dengan di negara-negara lain, penyakit tristeza sebenarnya sudah lama ada di Indonesia tetapi kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penyakit-penyakit lainnya. Di sini uraian mengenai penyakit ini difokuskan pada pengenalan gejalanya untuk membantu membedakan penyakit ini dari penyakit lainnya di lapangan.
Hama Jeruk: Kutu Sayap-Hitam Jeruk
Monday, September 19, 2016
Hama Jeruk: Kutu Sayap-Putih Jeruk
Kutu sayap putih jeruk pernah merupakan hama yang penting pada tanaman jeruk, tetapi kini menjadi kurang penting karena peranan musuh alami yang mampu mengendalikan secara efektif. Meskipun demikian, hama ini pada umumnya masih dapat ditemukan pada areal pertanaman jeruk, meskipun dalam padat populasi yang rendah. Hama ini diduga merupakan vektor virus, tetapi masih diperlukan pembuktian lebih lanjut. Kutu sayap putih jeruk perlu dikenali agar dapat dilakukan deteksi dini sebagai dasar untuk mengambil langkah pengendalian secara tepat cara dan tepat waktu.
Hama Jeruk: Kutu-Pucuk Spirea
Kutu pucuk spirea dinamakan demikian merujuk kepada tumbuhan inang utamanya, yaitu tumbuhan genus Spirea dalam famili Rosaceae. Tumbuhan ini terdapat di kawasan beriklim sedang di belahan bumi utara, khususnya di Asia Timur. Meskipun inang utamanya adalah jenis-jenis tumbuhan dalam genus Spirea, kutu pucuk spirea mempunyai kisaran inang yang lebar, mencakup banyak jenis tumbuhan dan tanaman, termasuk jenis-jenis jeruk. Kutu pucuk spirea ini penting karena merupakan vektor virus penyebab dua penyakit tanaman jeruk yang sangat merusak. Kutu pucuk spirea ini juga penting karena jenis-jenis jeruk tertentu dibudidayakan di dataran tinggi yang iklimnya menyerupai iklim di kawasan beriklim sedang.
Hama Jeruk: Kutu-Pucuk Kapas
Kutu pucuk kapas, sebagaimana namanya, menggunakan tanaman kapas sebagai inang utamanya. Namun demikian, kisaran inang kutu pucuk ini sebenarnya sangat luas, termasuk tanaman jeruk dan kerabatnya. Pada tanaman jeruk dan kerabatnya, kutu pucuk ini merupakan vektor citrus tristeza virus (CTV), penyebab penyakit tristeza yang terdiri atas banyak strain, di antaranya strain yang sangat merusak. Sebagai vektor CTV, kutu pucuk ini mampu menularkan virus secara lebih efisien dibandingkan dengan kutu pucuk hitam dan kutu pucuk spirea. Oleh karena itu, kutu pucuk kapas merupakan hama tanaman jeruk yang memerlukan perhatian serius.
Sunday, September 18, 2016
Hama Jeruk: Kutu-Pucuk-Jeruk Hitam
Hama Jeruk: Kutu-Pucuk-Jeruk Cokelat
Wednesday, August 17, 2016
Hama Jeruk: Kutu-Loncat-Jeruk Afrika
Kutu loncat jeruk afrika merupakan hama jeruk dan vektor penyakit HLB yang disebabkan oleh Candidatus Liberibacter afrikanus di Afrika. Sejauh ini, hama ini belum dilaporkan terdapat di Indonesia, tetapi perlu diketahui sebagai langkah antisipasi mengingat HLB merupakan penyakit jeruk yang sangat merusak dan merugikan. Dalam beberapa hal, kutu loncat jeruk afrika mirip dengan kutu loncat jeruk asia, tetapi di antara keduanya juga terdapat perbedaan. Perbedaan ini perlu dikenali untuk dapat mengidentifikasi hama ini.
Penyakit Jeruk: Huanglongbing (HLB)
Huanglongbing (HLB) merupakan penyakit jeruk yang paling merusak di seluruh dunia. Penyakit yang di Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama CVPD (citrus vein phloem degeneration) ini merusak bukan karena mematikan tanaman dengan cepat, melainkan karena menyebar dengan cepat dengan perantaraan vektor dan dengan perantaraan bibit. Tanaman sakit tidak langsung mati, melainkan mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun sebelum akhirnya tanaman mati. Penggantian tanaman mati dengan tanaman baru tidak bisa membantu karena tanaman pengganti akan segera terinfeksi.
Tuesday, August 16, 2016
Hama Jeruk: Kutu-Loncat-Jeruk Asia
Kutu loncat jeruk asia merupakan hama yang sangat merusak karena selain menimbulkan kerusakan secara langsung, juga menimbulkan kerusakan melalui perannya seagai vektor bakteri penyebab penyakit huanglongbing (HLB) di berbagai pusat produksi jeruk di kawasan Asia dan Amerika. Hama ini juga merupakan hama yang merusak di berbagai pusat produksi jeruk di Indonesia, termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya sebagai vektor bakteri penyebab penyakit HLB yang sebelumnya lebih dikenal sebagai CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), penyakit yang menjadi penyebab utama kemunduran produksi jeruk di Indonesia.
Monday, August 15, 2016
Jenis Jeruk: Jenis-jenis Jeruk Batang Bawah
Jeruk dibudidayakan pada umumnya tidak secara generatif dengan menggunakan biji, melainkan secara vegetatif, terutama dengan cara okulasi. Untuk melakukan okulasi diperlukan jenis-jenis jeruk dengan persyaratan tertentu, khususnya untuk memungkinkan jeruk dapat tumbuh pada kondisi iklim dan tanah yang lebih luas dan dan tahan terhadap hama dan penyakit. Terdapat sejumlah jenis jeruk yang sesuai untuk digunakan sebagai batang bawah yang masing-masing perlu diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam kaitan dengan kondisi tanah dan iklim setempat serta jenis hama dan penyakit yang dihadapi.
Sunday, August 14, 2016
Jenis-jenis Kerabat Dekat dan Kerabat Jauh Jeruk
Pakar taksonomi jeruk Swingle mekilah sub-famili Aurantioideae ke dalam dua tribe, yaitu Clauseneae sebagai tribe keluarga jauh dan sangat jauh jeruk dan Citreae sebagai tribe jeruk dan tumbuhan berbuah menyerupai jeruk. Ia membagi tribe Clauseneae ke dalam tiga sub-tribe, yaitu Micromelinae (kerabat sangat jauh), Clauseninae (kerabat jauh), dan Merrilliinae (keluarga jauh berbuah besar). Selanjutnya ia membagi tribe Citreae ke dalam tiga sub-tribe, yaitu Triphasiinae (keluarga jeruk minor), Citrinae (keluarga jeruk), dan Balsamocitrinae (keluarga jeruk berkulit buah keras). Lebih lanjut, Swingle membagi sub-tribe Citrinae ke dalam group, yaitu Group A (keluarga jeruk primitif), Group B (keluarga jeruk serupa), dan Group C (keluarga jeruk sejati). Genus Portunella, Eremocitrus, Poncirus, Climenia, Microcitrus, dan Citrus dalam keluarga jeruk sejati, oleh Mabberley, digabungkan menjadi satu genus, yaitu genus Citrus.
Monday, July 18, 2016
Jenis-jenis Jeruk Papeda dan Jeruk Asli Australia dan Papua
Nama papeda identitik dengan makanan yang dibuat dengan bahan dasar sagu. Namun jeruk papeda merupakan jeruk yang terdiri atas beberapa jenis yang dikelompokkan menjadi satu karena karakter daging buahnya yang unik sehingga menyebabkannya tidak dapat dikonsumsi. Jenis-jenis jeruk asli Australia dan Papua semula dikelompokkan ke dalam sejumlah genus, tetapi oleh Mabberley semuanya dimasukkan ke dalam genus Citrus. Jenis-jenis jeruk papeda dan jeruk asli Australia dan Papua merupakan bagian penting dari keanekaragaman hayati jeruk sehingga perlu diketahui keberadaannya.
Sunday, July 17, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Trifoliat
Jeruk pada umumnya berhelai daun tunggal. Semua jenis jeruk yang telah diuraikan sebelumnya merupakan jenis-jenis berdaun tunggal. Namun jeruk tidak semuanya berdaun tunggal, sepanjang yang dimaksud adalah jenis-jenis tumbuhan dalam genus Citrus. Di antara berbagai jenis yang umumnya berhelai daun tunggal, terdapat jenis jeruk berhelai daun tiga yang dalam bahasa botani lazim disebut trifoliat. Jenis jeruk ini mungkin tidak populer di Indonesia karena kisaran tumbuhnya di kawasan beriklim sedang dan dingin, tetapi bukan tidak mungkin telah ditanam sebagai tanaman koleksi oleh kalangan tertentu di dataran tinggi. Jenis jeruk ini memang bukan jenis penghasil buah komersial, tetapi penting untuk tujuan lain, antara lain sebagai batang bawah untuk mengembangkan jeruk ke dataran lebih tinggi.
Saturday, July 16, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Kumkuat
Jeruk kumkuat merupakan jenis jeruk dengan ciri-ciri yang mirip dengan jenis jeruk lainnya, tetapi dengan ukuran buah yang jauh lebih kecil. Jenis jeruk ini bukan tidak mungkin sudah ada di Indonesia, setidak-tidaknya sebagai jenis introduksi. Buah jeruk kumkuat dapat ditemukan di pasar-pasar swalayan. Karena penampilan buahnya yang mirip dengan buah jenis jeruk lainnya, buah jenis jeruk ini mudah dikelirukan dengan buah jenis jeruk lain. Karena karakteristiknya yang mirip dengan karakteristik jeruk dan dalam sejarahnya telah sejak awal diklasifikasikan ke dalam genus Citrus maka jenis jeruk yang oleh Swingle dipisahkan ke dalam genus Fortunella ini oleh Mabberley kini dikembalikan ke dalam genus Citrus.
Thursday, July 14, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Gedang
Jenis Jeruk: Jeruk Sitrun
Jeruk sitrun juga merupakan jenis jeruk yang belum begitu dikenal luas di Indonesia. Padahal, permintaan jeruk siturn di pasar global sangat tinggi dan jeruk sitrun dapat dibudidfayakan pada berbagai kondisi lingkungan, termasuk lingkungan kering. Selama ini pengembangan jeruk di Indonesia difokuskan pada jenis-jenis jeruk yang buahnya dapat dikonsumsi segar, seperti jeruk cina, jeruk manis, dan jeruk bali, sehingga pengembangan jenis-jenis jeruk lainnya terabaikan. Jenis jeruk sitrun dibudidayakan terbatas sebagai tanaman batang bawah, sebagaimana misalnya rough lemon (RL) di Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU, Provinsi NTT. Selain pengembangan jenis-jenis jeruk untuk konsumsi buah segar, pengembangan jenis-jenis jeruk lainnya seharusnya juga dilakukan.
Tuesday, July 12, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Masam
Nama jeruk masam mungkin merupakan nama jeruk yang jarang didengar. Buah jeruk memang sebagian besar berasa masam, terutama ketika masih muda, Namun nama jeruk masam digunakan di sini bukan untuk merujuk kepada rasa buah jeruk, melainkan kepada jenis jeruk tertentu yang dalam bahasa Inggris disebut sour orange, yang mencakup kultivar yang rasa buahnya bahkan sangat manis (sugar oranges). Jenis jeruk sebenarnya berkerabat dekat dengan jeruk manis, yang tidak semuanya juga berasa benar-benar manis. Namun mungkin karena masyarakat lebih menyukai jeruk yang rasa buahnya manis daripada yang masam maka jenis jeruk ini kurang dikenal di Indonesia. Meskipun demikian, jenis jeruk ini perlu dikenali mengingat merupakan jenis jeruk yang mempunyai pangsa pasar yang besar di tingkat internasional.
Sunday, July 10, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Manis
Jeruk manis mungkin merupakan jenis jeruk yang paling mudah ditemukan sebagai buah impor di pasar-pasar swalayan. Jenis jeruk ini memang sudah dibudidayakan di Indonesia, tetapi masih terbatas mengingat jenis jeruk ini merupakan jenis tanaman daerah beriklim sedang. Namun demikian, jeruk manis dapat dikembangkan di Indonesia di daerah dataran tinggi. Namun pengembangannya masih jauh dikalahkan oleh pengembangan jeruk cina (keprok dan siam) yang mendominasi pengembangan jeruk di Indonesia. Pengembangan jenis jeruk manis diharapkan dapat mengurangi impor jeruk manis yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap buah jeruk manis segar maupun jus jeruk.
Saturday, July 9, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Nipis
Jeruk nipis merupakan jenis jeruk yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dibudidayakan terutama sebagai tanaman pekarangan untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur dan bahan obat tradisional. Karena dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan maka produksi jeruk nipis tidak terlalu besar. Jeruk nipis hasil produksi pekarangan ini biasanya dijual di pasar-pasar tradisional, sedangkan jeruk nipis yang dijual di pasar-pasar swalayan pada umumnya merupakan jeruk nipis impor. Indonesia sebenarnya mempunyai potensi besar untuk menghasilkan jeruk nipis, tetapi pengembangan jeruk ini sampai belum mendapat perhatian serus.
Thursday, July 7, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Sukade
Jeruk sukade merupakan jenis jeruk yang kurang dikenal di Indonesia, lebih-lebih di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun jeruk ini penting karena, sebagaimana halnya jeruk cina dan jeruk bali, merupakan jenis jeruk yang menurunkan jenis-jenis jeruk lain. jeruk sukade juga merupakan jenis jeruk yang mungkin dikenal paling awal oleh orang Eropa, dibandingkan dengan jenis-jenis jeruk lainnya, karena pusat asalnya diperkirakan berada di India bagian Utara, selain pusat asal di Asia Tenggara. Dari segi pemanfaatan, jeruk sukade unik karena yang dimanfaatkan jutru kulit buahnya, bukan daging buahnya, sebagaimana umumnya jenis-jenis jeruk lainnya. Jeruk ini juga mempunyai nilai ritual keagamaan, yaitu Etrog bagi umat Yahudi dan Buddha's Finger bagi umat Buddha.
Wednesday, July 6, 2016
Jenis Jeruk: Jeruk Bali
Jeruk bali tidak ada hubungannya denga Pulau Bali, tetapi nama ini sudah digunakan sejak lama. Karena tidak ada hubungannya dengan Pulau Bali maka jeruk bali terdapat tersebar di seluruh Indonesia, masing-masing daerah mempunyai kultivar unggul sendiri-sendiri. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, jeruk bali juga tersebar luas, lazim ditanam sebagai tanaman pekarangan di perkotaan maupun perdesaan. Namun keberadaan jeruk bali mengalami kemunduran karena kurang mendapatkan perhatian pengembangan dan juga karena berbagai jenis hama dan penyakit. Padahal jeruk bali berpotensi untuk dikembangkan guna memenuhi permintaan buah di pasar-pasar lokal. Pengembangan di setiap daerah perlu dilakukan dengan memberikan prioritas terhadap kultivar unggul yang terdapat di daerah yang bersangkutan.
Jenis Jeruk: Jeruk Cina
Jeruk cina merupakan jenis jeruk yang tersebar luas di Indonesia dan juga di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dahulu, di Provinsi Bali terkenal kultivar jeruk keprok tejakula, di Provinsi NTT terkenal kultivar jeruk keprok soe. Namun kedua kultivar ini mengalami kemunduran karena penyakit huanglongbing (HLB) yang di Indonesia dahulu disebut Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) dan berbagai penyakit lainnya. Pemerintah terus mendorong pengembangan berbagai kutivar jeruk cina, tetapi bila kurang memperhatikan aspek ketahanan hayati maka produksinya menjadi kurang optimal. Padahal, potensi pengembangan jenis jeruk ini sebenarnya sangat tinngi mengingat tersedia lahan yang sesuai untuk pengembangannya dan peluang pasar yang masih terbuka.
Mengidentifikasi Jeruk dan Kerabat Jeruk dengan Menggunakan Citrus ID
Sebagaimana sudah saya sebut pada tulisan sebelumnya, pada tulisan ini saya akan menguraikan secara ringkas cara menggunakan layanan identifikasi Citrus ID untuk melakukan identifikasi jenis-jenis jeruk dan kerabatnya. Identifikasi jenis-jenis jeruk dan kerabatnya merupakan aspek yang sangat penting dalam ketahanan hajati jeruk karena setiap jenis hama atau penyakit jeruk mempunyai jenis-jenis jeruk dan kerabat jeruk sebagai tanaman inang. Dengan mengetahui adanya jenis-jenis jeruk dan kerabat jeruk tertentu di suatu wilayah maka dapat ditentukan pada jenis tanaman apa saja perlu dilakukan pengamatan dalam melaksanakan deteksi di lapangan. Tidak ditemukannya gejala pada jenis jeruk yang merupakan tanaman utama bukan berarti jenis jeruk tanaman utama bebas hama atau penyakit tertentu bila hama atau penyakit tersebut ternyata ditemukan pada jenis jeruk dan kerabat jeruk yang juga terdapat di wilayah yang sama.
Tuesday, July 5, 2016
Morfologi untuk Mengidentifikasi Jeruk dan Kerabat Jeruk
Sebagaimana telah diuraikan pada tulisan mengenai mengenal tanaman jeruk dan kerabatanya, jeruk dalam arti sempit terdiri atas jeruk sejati (sub-tribe Citrinae), kerabat dekat jeruk, dan jeruk primitif. Jeruk dalam arti luas mencakup jenis-jenis dalam kelompok serupa jeruk minor (sub-tribe Triphasiinae), dan jenis-jenis dalam kelompok serupa jeruk berkulit buah keras (sub-tribe Balsamocitrinae). Sebagaimana juga telah diuraikan pada tulisan sebelumnya, jenis-jenis yang tergolong jeruk dalam arti sempit dan jeruk dalam arti luas sangat banyak. Untuk membedakan jenis-jenis jeruk tersebut, diperlukan pengetahuan mengenai morfologi tumbuhan, yaitu tampilan tumbuhan dari luar. Dalam tulisan ini saya menguraikan ciri-ciri morfologi jeruk yang perlu Anda ketahui untuk dapat mengidentifikasi jenis-jenis jeruk di lapangan. Uraian dan gambar saya dasarkan pada uraian mengenai morfologi pada situs Citrus ID.
Monday, July 4, 2016
Mengenal Tanaman Jeruk dan Kerabatnya
Anda yang tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tentu sudah mengenal jeruk keprok soe, jeruk asal dataran tinggi Pulau Timor Bagian Barat yang kini telah ditetapkan sebagai varietas unggul nasional. Anda yang tinggal di daerah-daerah lainnya di Indonesia mungkin mengenal jenis jeruk lainnya. Misalnya di Bali terdapat jeruk bali dan jeruk keprok tejakula. Di Medan dikenal jeruk keprok gayo, di Kalimantan Barat dikenal jeruk pontianak, dan di Maluku dikenal jeruk kisar. Belum lagi berbagai jenis jeruk yang diintroduksi dari luar, seperti jeruk jemari buda. Lalu bagaimana cara membedakan berbagai jenis jeruk yang terdapat di tanah air tercinta ini? Jeruk mungkin cukup mudah dibedakan dari jenis-jenis tanaman lainnya, tetapi tidak mudah dibedakan satu sama lain di antara sesamanya.
Memahami Apa yang Dimaksud Ketahanan Hayati dan Mengapa Penting
Istilah ketahanan hayati sebenarnya sudah saya perkenalkan sejak 2006, ketika dilaksanakan pertemuan persiapan di Universitas Mahasaraswati dan kemudian, masih pada tahun yang sama, ketika dilaksanakan Biosecurity International Summit di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Bali, pada 24-26 Mei 2006, yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Ketika itu, Prof. Sumantri Brodjonegoro. Namun, saat itu tidak dicapai kesepakatan, karena beberapa peserta berpendapat bahwa istilah yang tepat adalah keamanan hayati sementara yang lainnya memilih istilah keselamatan hayati. Pimpinan sidang, Petrarca Karetji, bahkan sempat berseloroh, istilah lain yang juga dapat digunakan adalah biosatpam karena dalam bahasa Indonesia, security kantor diterjemahkan menjadi satuan pengamanan yang disingkat menjadi satpam.
Subscribe to:
Posts (Atom)